ENDE, KOMPAS.com -- Bupati Ende Don Bosco M Wangge
mengemukakan, kelangkaan minyak tanah yang terjadi di wilayah kota Ende
dalam dua pekan terakhir akibat pola distribusi yang salah. Pola
penyaluran yang berjalan selama ini dari agen langsung ke pengecer,
mangakibatkan distribusi minyak tanah tidak merata.
"Ada daerah
yang mendapat pasokan, bahkan terjadi penumpukan, sementara di sisi
lain ada daerah yang kekurangan minyak tanah. Saya sudag perintahkan
dinas perindustrian dan perdagangan untuk membenahi," kata Don Bosco,
Senin (2/4/2012) di Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
Minyak
tanah di wilayah kota Ende, seperti di kawasan Perumnas Ende, Jalan
Kokos Raya, Jalan Eltari, dan Jalan DI Panjaitan dalam dua pekan
terakhir langka.
Don Bosco meminta distribusi minyak tanah dari
agen tidak lagi langsung ke pengecer, melainkan harus melewati
pangkalan agar kontrol lebih mudah dilakukan. Di kota Ende terdapat
sekitar 600 pengecer minyak tanah.
Pada hari yang sama, Don
Bosco bersama Wakil Bupati Ende Achmad Mochdar mamantau harga bahan
kebutuhan pokok di Pasar Mbongawani, juga harga material bangunan di
sejumlah toko dan agen.
Secara terpisah Operation Head Terminal
BBM Pertamina Ende, Suprat mengatakan, pihaknya tidak membatasi atau
mengurangi suplai minyak tanah ke agen, dan stok tersedia memadai.
Pertamina memasok minyak tanah untuk Ende 420 kiloliter per bulan
melalui empat agen penyalur.
Suprat memperkirakan, kelangkaan
minyak tanah di pengecer karena terjadi pembelian besar-besaran oleh
masyarakat, terkait rencana pemerintah menaikkan harga BBM pada 1 April
2012. Masyarakat panik karena dikira harga minyak tanah juga turut
naik.
Sementara itu Supervisor PT Karya Sermon Abadi, Magdalena
Mbola, salah satu agen minyak tanah menduga, kelangkaan terjadi karena
penimbunan. "Mungkin saja ada spekulan yang bermain dengan memborong
minyak tanah untuk ditimbun. Sebab dari kami, minyak tanah disalurkan
secara rutin sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan," kata
Magdalena.