Manado – Upaya pemerintah untuk mengurangi beban Negara dari biaya
subsidi BBM ternyata sangat serius dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan
bakal ditariknya peredaran Minyak tanah dengan harga yang disubsidi oleh
pemerintah yang direncanakan akan dimulai pada pertengahan Mei 2012.
“Saat ini penarikan minyak tanah sudah mencapai 40 persen, nanti pada pertengahan Mei akan mencapai 100 persen,” kata Sales Area
Manager BBM Retail Pertamina Manado, Irwansyah di Manado. Penarikan minyak tanah tersebut, kata Irwansyah
akan dilakukan di daerah-daerah yang sudah melakukan program konversi
elpiji. “Ada sembilan dari 15 kabupaten/kota yang ada di Sulut telah
melaksanakan program konversi elpiji dan saat ini sudah rampung
berdasarkan data dari BPH Migas, karena itu penarikan minyak tanah
bersubsidi sudah harus dilakukan,” kata Irwansyah.
Irwansyah mengatakan, penarikan minyak tanah bersubsidi tersebut,
guna menghindarkan terjadinya subsidi ganda, karena elpiji juga mendapat
subsidi pemerintah. Kendati minyak tanah bersubsidi akan ditarik
semuanya, tetapi Irwansyah mengatakan Pertamina tetap menyediakan minyak
tanah bagi masyarakat yang tidak mau beralih ke elpiji, dengan BBM non
subsidi.
“Minyak tanah non subsidi harga keekonomian akan disebar hingga
pedesaan, dengan demikian masyarakat masih tetap memperoleh bahan bakar
tersebut dengan harga mengikuti perkembangan pasar internasional,” kata
Irwansyah.
Pertamina Manado sejak tahun lalu melakukan pengendalian minyak tanah
bersubsidi di pasaran, dengan secara perlahan-lahan mengurangi pasokan
ke pangkalan minyak tanah yang ada.
“Pertama dilakukan untuk kawasan masyarakat di Kota Tomohon, kemudian
diikuti daerah lainnya, dan diharapkan pada pertengahan Mei 2012 tidak
ada lagi distribusi minyak tanah subsidi kepada masyarakat Sulut,” kata
Irwansyah. (is)