Minyak Tanah di Kaltim Kosong

BALIKPAPAN Pasokan minyak tanah di seluruh daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) terus berkurang, terutama di daerah utara, perbatasan, dan pedalaman.
Minyak tanah bersubsidi sulit didapat di beberapa kabupaten, seperti Malinau, Nunukan, Tanah Tidung, dan Kabupaten Bulongan. Hal ini menyebabkan harga eceran minyak tanah di tingkat pengecer naik melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan bupati dan wali kota setempat.
Harga minyak tanah di Tarakan melebihi daya jangkau rakyat, kadang mencapai Rp 3.500 per liter. Di Balikpapan harga minyak tanah di tingkat pengecer mencapai Rp 11.000 per liter. Padahal, HET yang ditetapkan Wali Kota Balikpapan hanya Rp 9.000 per liter.
Harga tersebut, menurut pembuat penganan gorengan, melebihi harga premium di tingkat pengecer yang hanya Rp 500 sampai Rp 600 per liter. Kekosongan minyak tanah di Kota Balikpapan dinilai wajar, karena Pertamina telah lama tidak memasok minyak tanah lantaran sebagian besar warga telah beralih ke gas. Di Tarakan harga eceran minyak tanah sudah mencapai Rp 6.000 hingga Rp 7.500 per liter.
Kalaupun menggunakan minyak tanah, itu terbatas sekali, hanya untuk menghidupkan api. Atau mereka menggunakannya untuk bahan bakar lampu duduk dan lampu templek.
Di Kota Tarakan, Wali Kota Tarakan telah menerbitkan edaran tentang harga jual minyak tanah di tingkat pengecer. Dalam edaran tertanggal 17 April 2012 tersebut, tingkat pangkalan minyak tanah Rp 3.200 per liter, sedangkan tingkat pengecer Rp 3.500 per liter. Minyak tanah masih dipakai kalangan rumah tangga yang enggan memakai gas, walaupun pemerintah kabupaten kota menyarankan agar warga beralih ke gas.
Sementara itu, harga gas per tabung ukuran 20 kilogram di Balikpapan mencapai Rp 80.000, sedang kan harga gas Pertamina di Tarakan, Nunukan, dan Tanjung Redeb Berau mencapai Rp 150.000.
Dari Malaysia
Warga perbatasan dan pedalaman lebih cenderung memakai gas Shell tabung berwarna kuning dari Malaysia, itu pun sangat terbatas, apabila pasokan dari Malaysia cukup banyak.
Wali Kota Tarakan Udin Hianggio menyerukan Pertamina yang rencananya menarik minyak tanah dari pasaran di Tarakan untuk menggantikannya dengan gas, agar menunda penarikan minyak tanah bersubsidi di Tarakan sementara waktu, hingga Pertamina dan warga benar benar siap memasok gas. Gas ukuran 3 kilogram atau 20 kilogram cukup memenuhi permintaan masyarakat di Tarakan.
Pertamina sekarang ini tidak mampu memasok gas bagi keperluan masyarakat Tarakan. Sementara itu, Pertamina yang telah mengetahui adanya kenaikan minyak tanah di tingkat pengecer, sejak Sabtu, 7 April melakukan operasi pasar, dengan lebih banyak memasarkan minyak tanah, dan memasok ke 120 pangkalan di Tarakan untuk dipasarkan ke 20 kelurahan di Tarakan.
Pertamina mulai menarik minyak tanah sejak akhir Februari, namun tidak sanggup memenuhi permintaan gas warga Kota Pulau, yang terletak tidak jauh dari perbatasan Malaysia. 
(Sinar Harapan)