Wow, Harga Minyak Tanah Rp 11 Ribu per Liter

Oleh: Berita Khatulistiwa
Rabu, 4 April 2012, 04:04 WIB
INILAH.COM, Duri - Minyak tanah langka di kota minyak Duri, Kecamatan Mandau Bengkalis, terutama dalam beberapa hari terakhir. Kalau pun ada, harganya melambung tinggi. Meski HET (harga eceran tertinggi) sekitar Rp8 ribuan, pengecer menjualnya ke konsumen Rp11 ribu per liter. Kenyataan miris tersebut kontan saja membuat warga yang masih memanfaatkan minyak tanah ketar-ketir.

Sudahlah harganya selangit, mencarinya pun sangat susah. Hampir setiap kios barang harian kehabisan stok. Minyak tanah tidak masuk, begitu alasan pemilik kios yang biasa jualan minyak tanah. Krisis minyak tanah di negeri penghasil minyak ini pun berdampak langsung terhadap usaha kecil yang sangat membutuhkan minyak tanah.

Misalnya Jasman (54), pembuat kue basah yang tinggal di Jalan Obor Utama, Duri. "Setelah mencari ke sana-kemari, kemarin (Senin, 2/4) saya hanya dapat beli satu liter. Harganya Rp 11.000. Biasanya hanya Rp 8.500," kata Jasman di tempat jualannya pinggir Jalan Jenderal Sudirman Pasar Simpang Padang Duri.

Menurut Jasman, untuk membuat kue basah, terutama jenis Kue Apam harus pakai minyak tanah. Kalau pakai kompor gas, hasilnya tak bagus dan hangus. Karena usahanya sangat tergantung kepada ketersediaan minyak tanah, Jasman berharap instansi terkait bisa menjamin agar stok minyak tanah tetap tersedia. "Tiap tiga hari, saya butuh lima liter minyak tanah. kalau minyak tanah tak ada, alamat omset saya dari membuat kue apam akan hilang Rp300 ribu per hari," tuturnya.

Kelangkaan minyak tanah itu juga diprihatinkan Ajo Nuar, seorang pemuka masyarakat Jalan Obor, Duri. "Kami tak pakai minyak tanah lagi. Mendengar keluhan pembuat kue ini, batin saya terenyuh. Karenanya, kita minta pemerintah terkait cepat tanggap dan turun mensurvei ke lapangan. Kita juga heran, kenapa di daerah lain stok minyak tanah ada terus dengan harga terjangkau. Disini susah mencarinya dan mahal
pula," paparnya.

Kepala UPT Disperindag Kecamatan Mandau Tengku Farida yang dikonfirmasi Selasa (3/4) kemarin mengaku, hingga kini HET (harga eceran tertinggi) minyak tanah belum naik. "Masih Rp8 ribuan per liter. Kalau 11 ribu, ," ujarnya sembari menyebut akan segera turun ke lapangan untuk melakukan pemantauan.

Ditambahkan Tengku Farida, sejauh ini pihaknya tidak ada mendapat tembusan pemberitahuan dari Pertamina maupun pangkalan tentang jumlah minyak tanah non subsidi yang masuk di Kecamatan Mandau. "Kini siapa pun bisa membeli langsung ke Pertamina. Saya rasa, pangkalan minyak tanah pun tak ada lagi yang mengambil minyak tanah sehingga terjadi kelangkaan," tambahnya.