Minyak Tanah Langka di Maumere

Laporan Wartawan Pos-Kupang.Com, Hilarius Ninu

POS-KUPANG.COM, MAUMERE --
Ibu-ibu rumah tangga di Maumere, Ibukota Kabupaten Sikka, kini kesulitan mendapatkan minyak tanah di pasaran. Hal ini terjadi sejak bergulirnya rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai 1 April 2012 meski akhirnya ditunda. Kalaupun ada, harga yang tertulis di tempat jualan minyak tanah lain, tetapi harganya lain.

"Yang kami heran di pangkalan tulis harga per liter Rp 3.000, tapi dijual per liter Rp 4 ribu sampai Rp 5 ribu. Ini aneh. Ada pangkalan yang sengaja menaikkan harga minyak tanah," tutur  Mbak Sri, penjual gado-gado di dekat Markas Polres Sikka, Selasa (3/4/2012) siang.

Ia menjelaskan, saat ada demo menolak kenaikan harga BBM, minyal tanah di Kabor tempat tinggalnya tidak ada. "Saya dan suami cari sampai ke Wuring. Di sana jual satu liter Rp 6 ribu. Herannya, sekarang di pangkalan dekat rumah kami di papan tertulis harga Rp 3 ribu per liter, tapi dijual satu liter Rp 4  ribu," ungkap Sri.

Nyonya Opi, warga Kota Baru juga merasa heran atas terjadinya kelangkaan minyak tanah di Maumere. "Kami cari di semua tempat yang menjual minyak tanah, tidak ada. Kami ke Pasar Alok satu liter Rp 6 ribu," tuturnya.

Mas Hermanto, juga mempertanyakan perbedaan harga minyak tanah di setiap pangkalan di Maumere. "Di setiap pangkalan harganya beda-beda. Besok lain lusa lain harganya. Di pangkalan minyak tanah tidak ada, tapi di kios ada. Harganya mahal sekali sampai Rp 6 ribu per liter," kata Herimanto, di Kota Baru.

Kornelis Soge, pemilik Pangkalan Minyak Tanah Betani Kota Uneng, mengatakan, di pangkalan minyak tanah di Kota Uneng sudah ada 100 jerigen yang disimpan warga di kios.  Mereka simpan karena minyak tanah  langka di Maumere.

"Jadi, mereka simpan kalau minyak tanah ada, saya langsung isi. Sampai sekarang minyak tanah belum ada. Mau paskah minyak tanah susah di Maumere," kata Soge.

Ceis, nama panggilan Kornelis setiap hari, kepada Pos Kupang menunjuk jerigen minyak tanah warga yang disusun di samping rumahnya. Jerigen berukuran lima  liter itu belum terisi minyak tanah dan masih disusun rapi.

Biasanya, kata Ceis, setiap minggu ada tiga kali pengisian tetapi sudah dua pekan ini seminggu satu kali pengisian. Pihak pangkalan merasa kebingungan dengan tidak lancaranya pengisian minyak tanah di pangkalan.

"BBM kan tidak naik, mengapa minyak tanah  ikut langka. Kemarin ramai-ramai demo menolak rencana kenaikan harga BBM, minyak tanah susah dicari. Di pangkalan saya saja susah. Ini ada apa. Jangan-jangan sengaja ditimbun. BBM tidak naik kenapa minyak tanah susah lagi," kata Ceis.

Ia menjelaskan, pemerintah harus segera melakukan pengecekan dan berkoordinasi dengan Agen Minyak Tanah di Sikka. "Masa mau paskah minyak tanah langka lagi," kata Ceis.

Editor : sipri_seko