Minyak Tanah Mulai "menghilang" Harga Melonjak

Ambon (ANTARA) - Bahan bakar minyak tanah kini mulai "menghilang" di Kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, mengakibatkan harga mulai melonjak naik menyusul rencana kenaikan harga BBM pada 1 April 2012.

Pemantauan ANTARA Ambon, Sabtu, warga Kota Ambon pada kawasan Karang panjang, Kecamatan Sirimau, mulai sulit mendapatkan minyak tanah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Mereka terpaksa mencari ke kawasan yang dinformasikan menjual minyak tanah namun itu pun sulit didapat.

Seorang ibu rumah tangga yang bermukim di Gang grapes, Karang panjang, July(42) yang ditemui seusai membeli minyak tanah dari seorang pedagang pengecer Kelurahan Rijali, sebanyak lima liter mengatakan, minyak tanah sudah mulai sulit didapat.

"Lima liter ini saya berusaha sejak pagi untuk dapat membelinya itu pun harga sudah bergerak naik dari biasanya," ujar July.

Dia menjelaskan, biasa saya membeli satu gen (isinya lima liter) seharga Rp17.000, tapi hari Sabtu sudah bergerak naik menjadi Rp18.000 per Gen.

Sebenarnya, menurut July, mau membeli lebih dari satu gen namun niat tersebut tidak kesampaian karena banyak warga juga yang membeli lebih dari satu gen untuk menyimpan dirumah antisipasi kelangkaan minyak tanah, akhirnya hanya dapat beli satu gen saja.

"Pasti disiang hari saya akan berusaha lagi untuk membeli lagi untuk simpan dirumah untuk mengantisipasi kalau - kalau terjadi kelangkaan beberapa hari kedepan," katanya dengan nada kesal.

Kesulitan minyak tanah ini juga sudah mulai terasa di Desa Galala, Kecamatan Sirimau, yang terpaksa harus membeli di kawasan Desa Batu merah, walaupun harus menambah biaya transportasi, baik angkutan kota maupun ojek sepeda motor.

Pedagang pengecer 

Sedangkan pemantauan yang dilakukan di Kecamatan Nusaniwe, kota Ambon masih bisa didapat pada sejumlah pedagang pengecer.

Seorang pemilik pangkalan Yaneman di desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, yang David ditemui mengatakan, dirinya masih mempunyai stok minyak tanah untuk dijual kepada warga dengan harga biasa yakni Rp3.200 per liter, hanya saja dua hari belakangan ini warga sudah mulai membeli lebih dari biasanya.

"Biasanya ibu - ibu disekitar Desa Amahusu membeli sebanyak lima liter, namun belakangan ini ada yang sudah membeli hingga 10 liter. Yah mungkin saja untuk mengantisipasi terjadi kelangkaan menyusul Pemerintah akan menaikan harga BBM i April 2012 mendatang," ujar David. (jk)