Minyak Tanah Langka, Solar Dioplos

INDERALAYA- Banyak cara yang dilakukan warga Desa Sungai Rambutan Kecamatan
Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir (OI) yang sering menggunakan minyak tanah
untuk penerangan. Karena minyak tanah sulit didapat, warga desa tersebut mencampur
minyak tanah dengan solar untuk digunakan sebagai bahan bakar lampu teplok.
"Biasanya kami mencampur minyak tanah dengan solar dengan komposisi separuh
separuh," kata Sulaiman, warga Desa Sungai Rambutan, Jumat (23/3).
Sulaiman menambahkan bahwa cara mencampur minyak tanah dengan solar tersebut
dilakukan dengan menggabungkan solar dan minyak tanah dalam jumlah yang sama.
Seliter minyak tanah dicampur dengan seliter solar yang ditambah garam. Garam
dimasukkan dalam campuran tersebut untuk mencegah pembakaran menghasilkan warna
kehitaman dan mencegah sumbu lampu teplok hangus. Jika tidak ditambah garam,
pembakaran dari campuran minyak tanah dan solar tidak sempurna. "Dampaknya sumbu
lampu teplok akan gosong," ujarnya.
Diakuinya bahwa minyak tanah di desanya langka. Pedagang minyak tanah yang datang ke
desanya tidak bisa dipastikan dalam hitungan dua atau tiga bulan. Pedagang minyak
tanah datang ke desa tiga bulan lalu. Itu pun harganya mencapai Rp9.000 per liter.
"Warga biasanya membeli minyak tanah saat pedagang tiba di desa," cetusnya.
Bagaimana memenuhi kebutuhan minyak tanah yang habis? Sulaiman menjelaskan bahwa
warga desanya yang kesulitan minyak tanah dapat membeli atau meminta minyak tanah
dari warga KTM Sungai Rambutan yang mendapat pembagian dari pemerintah. "Mereka
(warga KTM) mendapat pembagian minyak tanah dari pemerintah," tukasnya.
Apa yang dikatakan Sulaiman, dibenarkan Trisdiandoko, warga yang sama. "Kami pernah
mengoplos minyak tanah dengan solar sebelum membeli dengan keluarga yang tinggal di
KTM," pungkasnya. (dom)