Kericuhan Warnai Antrean Minyak Tanah di Bima

Yudha Hendrawan
 
28/03/2012 10:57
Liputan6.com, Bima: Kelangkaan minyak tanah selama satu bulan terakhir terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat. Warga terpaksa antre dan harus membeli minyak tanah dengan harga Rp 5.000 per liternya. Padahal harga resmi pemerintah hanya Rp 2.875 untuk satu liternya.

Kelangkaan minyak tanah ini membuat sejumlah warga frustasi. Hal ini terlihat saat warga antre di sebuah pangkalan, Kelurahan Paruga. Khawatir kehabisan minyak tanah, warga yang kesal marah-marah dan mengacak-acak antrean. Warga kesal karena pengantre dari luar daerahnya.

Warga menuding kelangkaan disebabkan pengalihan minyak tanah ke Pulau Lombok, dimana harganya jauh lebih mahal yakni Rp 12 ribu per liter. Namun hal itu dibantah petugas Dinas Koperindag Kota Bima yang menyebut kelangkaan akibat dibatasinya izin pangkalan oleh Pertamina. Selain itu ada pembatasan jatah setiap pangkalan yang hanya satu hingga dua drum minyak tanah.(JUM)