Airtawar, Padek—Kelangkaan
minyak tanah (mita) kembali terjadi di Kota Padang. Hampir di semua
pangkalan, terjadi antrean panjang masyarakat untuk mendapatkan
mita. Kelangkaan ini membuat harga minyak tanah di tingkat
pengecer bergerak liar.
Pantauan Padang Ekspres di
pangkalan mita di Kecamatan Padang Utara, Padang Timur dan Kuranji,
warga antre berjam-jam menunggu giliran. Untuk menertibkan antrean
ini, terpaksa jeriken warga diikat dengan tali hingga memanjang
beberapa meter.
Harga mita di tingkat
pengecer pun naik. Jika di pangkalan seharga Rp 2.800 per liter, oleh
pedagang eceran dijual Rp 4.500 hingga Rp 5.000 per liter. Masyarakat
juga mengeluhkan minyak tanah yang berubah warna menjadi hitam.
Maryati, 55, warga Perumnas Airtawar, Kecamatan Padang Utara
mengaku kesulitan mendapatkan minyak tanah sejak sepekan ini.
Sejumlah warung yang biasanya menjual mita, kini kehabisan stok.
“Sudah beberapa hari ini, saya susah mendapatkan minyak tanah. Kalau
kompor tidak hidup, saya terpaksa membeli nasi bungkus,” ujar wanita
yang sudah tiga hari itu tidak masak di rumahnya.
Zulham, 39, warga
Flamboyan, Kecamatan Padang Barat juga mengeluhkan hal sama. “Untuk
mendapatkannya sulit. Harganya juga mahal,” ujarnya.
Di sisi lain, Yanah, 45,
warga Belimbing, Kecamatan Kuranji mengakui stok mita di pangkalan dekat
rumahnya lebih cepat habis dari biasanya.
Mita Warna Hitam
Sudahlah langka dan mahal,
kualitas mita pun buruk. Seharusnya bening, warna mita yang dijual agak
kecokelat-cokelatan sejak sebulan lalu.
Masrial, 40, warga
Seberangpadang, Kecamatan Padang Selatan, cemas menggunakan mita
tersebut untuk memasak karena khawatir kompor meledak. “Ketika saya
menanyakan kepada agen, dia awab sudah dari sananya,” kata Rasidah, 60,
warga Kuranji.
Karena kejadian tersebut, Rasidah enggan membeli mita. “Biarlah saya memasak pakai kayu bakar saja,” ujarnya.
Stok Aman
Secara terpisah, Sales Retail BBM Pertamina Sumbar Ziko Wahyudi ketika dihubungi Padang Ekspres mengklaim stok minyak tanah untuk wilayah Sumbar khususnya Padang masih aman.
“Masyarakat Sumbar
membutuhkan minyak tanah antara 570 sampai 575 kiloliter sebulan.
Sebagian besar dikonsumsi oleh Padang. Dengan jumlah itu, sedianya
Sumbar tidak akan kekurangan stok dari Depot Pertamina Teluk Kabung,”
tuturnya.
Pejabat Pemberi Informasi
Pertamina, Suroto menambahkan, dalam sebulan terakhir warna minyak
tanah berubah menjadi warna hitam.
“Berubahnya warna minyak tersebut disebabkan bekas tangki kapal CPO pengangkut BBM jenis minyak tanah,” ujarnya.
Ia mengatakan, minyak tanah tersebut juga telah diuji oleh Pertamina ke laboratorium.