INILAH.COM, Jakarta - Empat kios di kawasan Tendean Jalan Kapten
Piere Tendean RT 002/009, Mampang, Jakarta Selatan (Jaksel) tepatnya
Komplek Polri Pondok Karya habis terbakar.
Menurut
Winoto (34), api diduga dari ledakan mobil yang sedang di las. "Tadi
kejadian sekitar 1 jam yang lalu pukul 14.00 WIB," ucapnya di lokasi,
Senin (29/10/2012).
Dikatakan oleh Winoto, ada empat kios yang
hangus terbakar dan lahan tersebut milik Sri. "Jadi ada kios bengkel las
milik Kamso, bengkel mobil milik Supardi alias Agus, kios Warteg Bu
Marta dan kios kosong milik Bu Sri pemilik kios-kios tersebut. Jadi itu
kios kontrakan," ujar Winoto.
Sementara, petugas pemadam
kebakaran pos terdekat, Abdul Wahid mengatakan api dari mobil yang
sedang di las bamper bagian bawah dan ada yang bocor dari saluran
bensin. "Itu diduga kena percikan las dan langsung terbakar," kata
Wahid.
Kemudian, pihaknya langsung mengerahkan mobil pemadam
kebakaran. "Kita dapat info dari masyarakat langsung menuju ke TKP, kita
menerjunkan 11 unit pemadam kebakaran," ungkapnya.
Namun, untuk
kerugian pihaknya belum bisa menaksir secara keseluruhan, tapi dari segi
fisik 4 kios terbakar, 1 unit mobil dan motor hangus. "Kalau korban
jiwa tidak ada, hanya Agus pemilik bengkel mobil syok masih pingsan.
Kita akan mintai keterangan kalau sudah sadar," jelas dia.
Tempat JUAL Alamat Toko dan Agen Kompor JELANTAH... Bahan Bakar MinyaK JELANTAH... SAWIT... KOPRA... JARAK... Pengganti KOMPOR MINYAK TANAH... Pengganti KOMPOR GAS... Aman... TIDAK MELEDAK...
Lima Orang Terbakar Gara-gara Tabung Elpiji Meledak
Jember -
Sebuah tabung elpiji meledak dari rumah warga di Gang Cantikan, Jalan
Trunojoyo, Kecamatan Kaliwates, Jember, Selasa (23/10/2012) pagi. Lima
orang mengalami luka bakar serius.
Elpiji yang meledak itu, milik Amnah (70), warga setempat. Pagi itu, dia bersama putrinya Siti Romlah (40), dan tiga saudaranya sedang menggoreng roti yang sedianya akan dijual.
"Saya tiap hari memang berjualan kue," kenang Amnah ketika ditemui detiksurabaya.com, di ruang Mawar RSD dr Subandi Jember.
Saat asyik menggoreng roti itu, tiba – tiba tabung elpiji berukuran tiga kiloan yang mereka pakai, isinya habis. Saudara Amnah, Misjani dan Hendi lalu bermaksud mengganti gas elpji tersebut.
"Mendadak meledak, keras sekali. Saya merasa wajah saya panas sekali. Setelah itu saya sudah tidak ingat apa – apa lagi," kata Amnah.
Amnah mengaku tidak tahu apakah tabung elpiji itu bocor atau tidak. Sebab sebelumnya dia tidak mencium bau apapun yang mencurigakan. "Biasanya kalau bocor kan mengeluarkan bau," lanjut Amnah.
Selain Amnah, Siti Romlah, Misjani dan Hendi, satu korban lagi yakni Mustini. Mereka yang masih kerabat itu saat kejadian ada di sekitar elpiji yang meledak. Semua korban saat ini sedang dirawat di ruang Mawar RSD dr Subandi Jember.
"Rata – rata mereka mengalami luka bakar serius di wajah. Kita masih tangani dulu, kalau memang perlu dirujuk ke Malang atau Surabaya," kata seorang petugas medis yang minta namanya tidak ditulis.
(gik/gik)
Elpiji yang meledak itu, milik Amnah (70), warga setempat. Pagi itu, dia bersama putrinya Siti Romlah (40), dan tiga saudaranya sedang menggoreng roti yang sedianya akan dijual.
"Saya tiap hari memang berjualan kue," kenang Amnah ketika ditemui detiksurabaya.com, di ruang Mawar RSD dr Subandi Jember.
Saat asyik menggoreng roti itu, tiba – tiba tabung elpiji berukuran tiga kiloan yang mereka pakai, isinya habis. Saudara Amnah, Misjani dan Hendi lalu bermaksud mengganti gas elpji tersebut.
"Mendadak meledak, keras sekali. Saya merasa wajah saya panas sekali. Setelah itu saya sudah tidak ingat apa – apa lagi," kata Amnah.
Amnah mengaku tidak tahu apakah tabung elpiji itu bocor atau tidak. Sebab sebelumnya dia tidak mencium bau apapun yang mencurigakan. "Biasanya kalau bocor kan mengeluarkan bau," lanjut Amnah.
Selain Amnah, Siti Romlah, Misjani dan Hendi, satu korban lagi yakni Mustini. Mereka yang masih kerabat itu saat kejadian ada di sekitar elpiji yang meledak. Semua korban saat ini sedang dirawat di ruang Mawar RSD dr Subandi Jember.
"Rata – rata mereka mengalami luka bakar serius di wajah. Kita masih tangani dulu, kalau memang perlu dirujuk ke Malang atau Surabaya," kata seorang petugas medis yang minta namanya tidak ditulis.
(gik/gik)
Tabung Gas Meledak, 4 Orang Warga Kritis
Syamsul Arifin | The Globe Journal
Sabtu, 20 Oktober 2012 14:43 WIB
Lhokseumawe - Gara-gara tersenggol, satu
unit tabung gas meledak hingga menyebabkan 4 orang warga kritis akibat
terkena ledakan tabung tersebut. Kejadian itu terjadi pada, Sabtu
(19/10) dini hari sekira pukul 01.00 WIB di kediaman Aisyah, gampong
Mancang, Samudera, Aceh Utara.
Pada saat itu, keluarga Aisyah warga setempat sedang masak-masak untuk persiapan acara pesta pernikahan anaknya. Kepada The Globe Journal, Sabtu (20/10) Kapolsek, Ipda. Darma membenarkan insiden itu. Namun dalam musibah tersebut tidak menyebabkan kebakaran terhadap rumah korban.
Malam itu ibu-ibu sedang memasak, tiba-tiba tabung gas yang berada di dapur kesenggol oleh mereka, dan spontan saja tabung tersebut meledak hingga menyambar kompor yang berada diluar.
"Ledakan tabung gas itu akhirnya menyambar 4 orang warga hingga mengenai bagian tubuh mereka," ungkap Kapolsek Darma
Keempat warga tersebut masing-masing bernama, Aisyah (48) warga Mancang, Samudera, Kasmawati (43) warga Geudong, Sammak (64) asal gampong Mee, Matang Kuli dan kemudian yang terakhir bernama Nurhadiah (38) warga gampong Blang.
"Kini keempat korban tersebut kritis dan masih menjalani perawatan yang intensif di rumah sakit terdekat," demikian Kapolsek Samudera, Ipda. Darma
Pada saat itu, keluarga Aisyah warga setempat sedang masak-masak untuk persiapan acara pesta pernikahan anaknya. Kepada The Globe Journal, Sabtu (20/10) Kapolsek, Ipda. Darma membenarkan insiden itu. Namun dalam musibah tersebut tidak menyebabkan kebakaran terhadap rumah korban.
Malam itu ibu-ibu sedang memasak, tiba-tiba tabung gas yang berada di dapur kesenggol oleh mereka, dan spontan saja tabung tersebut meledak hingga menyambar kompor yang berada diluar.
"Ledakan tabung gas itu akhirnya menyambar 4 orang warga hingga mengenai bagian tubuh mereka," ungkap Kapolsek Darma
Keempat warga tersebut masing-masing bernama, Aisyah (48) warga Mancang, Samudera, Kasmawati (43) warga Geudong, Sammak (64) asal gampong Mee, Matang Kuli dan kemudian yang terakhir bernama Nurhadiah (38) warga gampong Blang.
"Kini keempat korban tersebut kritis dan masih menjalani perawatan yang intensif di rumah sakit terdekat," demikian Kapolsek Samudera, Ipda. Darma
Mita Kembali Bergejolak
Airtawar, Padek—Kelangkaan
minyak tanah (mita) kembali terjadi di Kota Padang. Hampir di semua
pangkalan, terjadi antrean panjang masyarakat untuk mendapatkan
mita. Kelangkaan ini membuat harga minyak tanah di tingkat
pengecer bergerak liar.
Pantauan Padang Ekspres di
pangkalan mita di Kecamatan Padang Utara, Padang Timur dan Kuranji,
warga antre berjam-jam menunggu giliran. Untuk menertibkan antrean
ini, terpaksa jeriken warga diikat dengan tali hingga memanjang
beberapa meter.
Harga mita di tingkat
pengecer pun naik. Jika di pangkalan seharga Rp 2.800 per liter, oleh
pedagang eceran dijual Rp 4.500 hingga Rp 5.000 per liter. Masyarakat
juga mengeluhkan minyak tanah yang berubah warna menjadi hitam.
Maryati, 55, warga Perumnas Airtawar, Kecamatan Padang Utara
mengaku kesulitan mendapatkan minyak tanah sejak sepekan ini.
Sejumlah warung yang biasanya menjual mita, kini kehabisan stok.
“Sudah beberapa hari ini, saya susah mendapatkan minyak tanah. Kalau
kompor tidak hidup, saya terpaksa membeli nasi bungkus,” ujar wanita
yang sudah tiga hari itu tidak masak di rumahnya.
Zulham, 39, warga
Flamboyan, Kecamatan Padang Barat juga mengeluhkan hal sama. “Untuk
mendapatkannya sulit. Harganya juga mahal,” ujarnya.
Di sisi lain, Yanah, 45,
warga Belimbing, Kecamatan Kuranji mengakui stok mita di pangkalan dekat
rumahnya lebih cepat habis dari biasanya.
Mita Warna Hitam
Sudahlah langka dan mahal,
kualitas mita pun buruk. Seharusnya bening, warna mita yang dijual agak
kecokelat-cokelatan sejak sebulan lalu.
Masrial, 40, warga
Seberangpadang, Kecamatan Padang Selatan, cemas menggunakan mita
tersebut untuk memasak karena khawatir kompor meledak. “Ketika saya
menanyakan kepada agen, dia awab sudah dari sananya,” kata Rasidah, 60,
warga Kuranji.
Karena kejadian tersebut, Rasidah enggan membeli mita. “Biarlah saya memasak pakai kayu bakar saja,” ujarnya.
Stok Aman
Secara terpisah, Sales Retail BBM Pertamina Sumbar Ziko Wahyudi ketika dihubungi Padang Ekspres mengklaim stok minyak tanah untuk wilayah Sumbar khususnya Padang masih aman.
“Masyarakat Sumbar
membutuhkan minyak tanah antara 570 sampai 575 kiloliter sebulan.
Sebagian besar dikonsumsi oleh Padang. Dengan jumlah itu, sedianya
Sumbar tidak akan kekurangan stok dari Depot Pertamina Teluk Kabung,”
tuturnya.
Pejabat Pemberi Informasi
Pertamina, Suroto menambahkan, dalam sebulan terakhir warna minyak
tanah berubah menjadi warna hitam.
“Berubahnya warna minyak tersebut disebabkan bekas tangki kapal CPO pengangkut BBM jenis minyak tanah,” ujarnya.
Ia mengatakan, minyak tanah tersebut juga telah diuji oleh Pertamina ke laboratorium.
Langganan:
Postingan (Atom)