840 Liter Mita Diselundupkan


Padang, Padek—Di tengah-tengah maraknya aksi demo penolakan terhadap rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, aparat kepolisian kembali mengungkap penyelundupan BBM jenis minyak tanah (mita) di Kota Sawahlunto, Rabu (28/3) lalu sekitar pukul 04.00.
Selain mengamankan barang bukti berupa 840 liter mita dan mobil Avanza warna silver bernomor polisi B 1534 PKF, jajaran Reskrim Polres Sawahlunto juga menangkap tiga tersangka, yakni Masril, 26, Dedi Mardiansyah, 34, dan Hari Saputra, 31. Ketiga tersangka mengaku berdomisili di Kuranji, Padang.

Saat ini ketiga tersangka sudah ditahan di sel tahanan Mapolres Sawahlunto untuk proses lebih lanjut. Kasat Reskrim Polres Sawahlunto, Iptu Abdul Rahman mengatakan, penyelundupan mita ini berhasil digagalkan berkat informasi masyarakat. Saat itu masyarakat melihat kendaraan membawa BBM dengan jeriken berukuran besar di jalan Lintas Sumatera (Jalinsum).

Dari informasi tersebut, kata Abdul, petugas langsung melakukan penyelidikan. Akhirnya, petugas Reskrim Polres Sawahlunto berhasil menggagalkan penyelundupan bahan bakar fosil bersubsidi itu. ”Waktu itu, satu unit mobil Avanza warna silver yang dicurigai diberhentikan petugas Reskrim Polres Sawahlunto,” kata Abdul kepada Padang Ekspres, kemarin (29/3). Setelah mobil diberhentikan dan diperiksa petugas, imbuhnya, ternyata dalam mobil ditemukan 24 jeriken berukuran besar berisi 840 liter mita.

Dari pengakuan ketiga tersangka, kata Abdul, jeriken itu dibawa dari Padang setelah dibeli dari masyarakat Rp 5.000 /liter. Sedianya akan dijual ke Muarobungo, Jambi seharga Rp 7.000/liter. Kendati begitu, petugas tidak percaya begitu saja dengan pernyataan tersangka.

”Tersangka mengakui minyak tanah ini bukan dibeli dari pangkalan, tetapi dibeli dari tangan masyarakat. Jumlah masyarakatnya diperkirakan lebih dari 20 orang. Namun untuk membuktikannya, kita akan tindak lanjuti pengakuan tersangka,” ujarnya. Penyelundupan mita ini, lanjut Abdul Rahman, merupakan aksi ketiga kalinya. (di)
[ Red/Redaksi_ILS ]

Warga Pedalaman Dukung Harga BBM Naik

SAMPIT – Masyarakat di pedalaman Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), sebagian justru mendukung rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Apalagi, selama ini warga sudah terbiasa dengan harga BBM yang tinggi, itupun masih sulit mendapatkannya.

Sebagian warga Desa Tumbang Kalang, Kecamatan Antang Kalang, misalnya, banyak yang mendukung kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.500 menjadi Rp 6.000. Dukungan warga itu disebabkan selama ini warga pedalaman tidak pernah menikmati BBM bersubsidi. Harga BBM yang dijual ke warga jauh lebih mahal dari harga eceran pemerintah. Selain itu, BBM juga kerap langka, sehingga warga kesulitan memperolehnya.

“Tidak masalah jika harga bahan bakar minyak dinaikkan menjadi Rp 6.000 per liternya asalkan pendistribusiannya lancar dan kami mudah mendapatkannya,” kata Kepala Desa Tumbang Kalang, Hardy P Hadi kepada Radar Sampit (JPNN Grup).

Hardy menilai, subsidi BBM yang diberikan pemerintah selama ini tidak pernah dirasakan warga pedalaman dan masyarakat miskin. Harga BBM di Desa Tumbang Kalang dijual rata-rata Rp 10.000 baik untuk premium, solar maupun minyak tanah. Bahkan, BBM juga kerap kosong. “Penditribusian BBM disini cukup menyedihkan,” katanya.

Menurut Hardy, BBM bersubsidi selama ini banyak dinikmati oleh kalangan masyarakat menengah ke atas, terutama di perkotaan. Selain itu, BBM bersubsidi juga hanya menguntungkan para pelangsir dan penimbun BBM karena dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.

Hasil survei pemerintah menunjukkan, sebanyak 77 persen masyarakat kelas menengah ke atas lebih banyak menikmati BBM bersubsidi. Sementara sisanya merupakan kelompok rumah tangga dengan penghasilan atau pengeluaran per-bulan terendah alias warga menengah ke bawah. Catatan Pertamina, alokasi BBM bersubsidi tahun 2011 sebanyak 41,78 juta kilo liter. 

Dari alokasi tersebut, BBM jenis premium menempati urutan tertinggi yakni 61 persen disusul solar 35 persen, dan sisanya minyak tanah. Konsumsi premium sektor darat memperlihatkan, pengguna mobil pribadi dan sepeda motor paling tinggi menggunakan BBM subsidi yakni sebesar 93 persen. Data PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) 2008 juga menunjukkan, 99% masyarakat miskin tidak mempunyai sepeda motor, artinya mereka kecil kemungkinan menikmati subsidi BBM berupa premium dan solar.

“BBM bersubsidi hanya sedikit saja yang dinikmati masyarakat kelas bawah, khususnya seperti kami di pedalaman. Selebihnya dikuasai oleh orang kaya. Jadi kalau pun subsidi itu dihapus juga tidak masalah, yang penting kami mudah untuk mendapatkannya,” tegasnya.

Hardy juga mengharapkan agar Pemkab Kotim dapat mendirikan pangkalan BBM di pedalaman agar warga bisa mendapatkan harga BBM dengan harga normal dan tidak jauh berbeda dengan harga di kota. “Kami mendapatkan BBM dari para pelangsir dengan harga yang cukup  tinggi. Karena itu, di pedalaman ini perlu dibangun pangkalan minyak,” katanya.

Pengecer BBM ke wilayah pedalaman, Rudy, sebelumnya mengatakan, pihaknya terpaksa menaikkan harga karena akses jalan yang sulit dan jauh dari perkotaan. “Kami menaikkan harga dengan memperhitungkan sulitnya akses menuju wilayah pedalaman,” kata pengecer yang memiliki izin resmi dari Kantor Perizinan Pelayanan Terpadu (KPPT) Kotim ini.

Catatan Radar Sampit, kenaikan harga BBM cukup besar diperkirakan bakal dialami warga di pedalaman atau yang jauh dari Kota. Diperkirakan kenaikan harga bisa mencapai Rp 15 ribu per liter. Junaidi (35) warga Desa Sungai Ubar Mandiri, Kecamatan Cempaga Hulu mengatakan, jika pemerintah menaikkan harga BBM, diperkirakan harganya bisa mencapai Rp 12.000 – Rp 15.000 per liter untuk semua jenis BBM.

Anggota DPRD Kotim, Dewin Marang sebelumnya mengungkapkan, warga pedalaman tidak mempermasalahkan harga BBM yang mahal asalkan BBM selalu tersedia dan mudah didapat. Warga cukup memaklumi karena biaya angkut BBM memang mahal akibat sulitnya akses transportasi.

“Sepanjang minyak itu ada, masyarakat di pedalaman sepertinya tidak mempersoalkan harganya yang mahal asalkan minyak itu selalu tersedia dan mudah didapat. Mereka cukup memaklumi sebab untuk biaya angkut ke sana memang mahal,” kata Dewin baru-baru ini. (ign/fuz/jpnn)

Pemerintah:Kalau Terus Disubsidi, Rakyat jadi Manja

JAKARTA - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Widjajono Partowidagdo mengibaratkan subsidi BBM seperti penyakit diabetes. "Penyakit diabetes itu senang dengan yang manis-manis. Tapi kalau kebanyakan makanan manis penyakit justru tambah parah. Sama seperti subsidi, yang enak rasanya. Tapi kalau subsidi jalan terus, rakyat malah jadi manja dan tidak mau mengembangkan kreatifitasnya," tuturnya di Jakarta, Jumat (30/3).

Dikatakan guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, posisi Indonesia yang nett importer, mengharuskan pemerintah mengambil langkah pengurangan subsidi. Itu agar masyarakat bisa menggunakan energi lainnya selain oil.

"Cadangan minyak Indonesia 4 miliar barel, gas 120 triliun kubik. Itu berarti cadangan gas kita cukup banyak," ujarnya.

Dia mencontohkan saat konversi minyak tanah ke gas. Jika sebelumnya banyak masyarakat menolak. Kini cenderung menggunakan gas.

"Itu tukang bakso, lebih suka pakai gas tiga kilo. Hanya dengan Rp 15 ribu. Penjualnya sudah dapat tiga kilo, sementara minyak tanah Rp 8000 perliter. Dari sini bisa dilihat kalau masyarakat bisa tahu mana bahan bakar yang murah," tambahnya.

Dengan pengurangan subsidi, dia berharap, ada peralihan penggunaan sumber energi, seperti air, gas, batubara, etanol dan lain-lain. Untuk diketahui, Indonesia memproduksi minyak 329 juta barel, mengekspor minyak mentah 99 juta barel dan BBM 182 juta barel di 2011 lalu, serta mengkonsumsi 479 juta barel. Terdapat defisit minyak sebesar 150juta barel pertahun. (Esy/JPNN)

Penimbun BBM Jadi Tersangka

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Polda Bali terus mengantisipasi terjadinya penimbunan bahan bakar minyak (BBM), menyusul rencana pemerintah menaikkan harga BBM 1 April mendatang. Dalam operasinya yang dilakukan sebulan terakhir, lima orang tersangka penimbun BBM diamankan dan sedang diperiksa polisi. 

"Salah seorang dari pelaku di Kabupaten Bangli, yakni DGN yang beralamat di Kecamatan Susut, bahkan telah ditetapkan sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hariadi, Kamis (29/3). Lima orang penimbun BBM itu,  yakni MW (Denpasar), MNU (Jembrana), DGN (Susut Bangli), WM (Buleleng), dan IMS (Kintamani, Bangli). Saat ini baru DGN yang menjadi tesangka, sedangkan yang lainnya masih berstatus sebagai saksi. 

Selain solar, para penimbun BBM itu juga menimbun premium, yang jumlahnya mencapai ribuan liter. Adapun modus operandinya, mereka menyedot BBM yang ada di bunker SPBU, lalu dikirim ke gudang, ada yang untuk disimpan dan ada pula yang berencana menjualnya dengan harga BBM industri. Para penimbun itu diancam dengan pasal 23 (2) (b) jo pasal 53 (b) UU Nomor 22 tahun 2001.  "Kasus ini ditangani Polres masing-masing," kata Hariadi. 

Selain menimbun BBM, ada pula yang melakukan penimbunan gas elpiji. Pada Rabu (29/3), polisi menangkap pelaku penimbun gas LPG. INK yang tinggal di Padangsambian, Denpasar, kata Hariadi, tidak memiliki izin menyimpan LPG. "Kami mengamankan puluhan tabung gas 12 kilogram, ratusan tabung gas 3 kilogram, pipa pengoplos dan mobil dan timbangan duduk," katanya.
Redaktur: Dewi Mardiani
Reporter: Ahmad Baraas

Subhanallah... Rumah Terbakar, Penderita Stroke Selamat

REPUBLIKA.CO.ID, Yogyakarta -- Sebuah rumah di Nagan Kidul, Patehan Nomor 49 Keraton, Yogyakarta ludes terbakar dilalap si jago merah, Kamis (29/3). Namun, mukzijat terjadi dalam kebaran tersebut, dimana pemilik rumah yang sedang menderita penyakit stroke selamat dari kobaran api.

Subiyanto nama pemilik rumah tersebut. Saat kebakaran terjadi, pria 57 tahun itu terjebak di dalam rumah. Penyakit stroke yang dideritanya membuat Subiyanto kesulitan keluar dari kobaran api. Namun, meski kesulitan akhirnya ia bisa lolos dari maut.

Salah satu warga, Suwardono, yang menyaksikan adegan usaha penyelamatan diri Subiyanto menuturkan, dirinya kagum melihat pemilik rumah yang sakit melompat keluar dari kepungan api. Terlebih, saat kebakaran, tabung gas dan botol bensin meledak dari dalam rumah.

"Saya lihat Pak Sub (Subiyanto) susah payah melompat keluar dari kobaran api, itu sangat luar biasa mengingat kondisinya yang sakit," ceritanya kepada wartawan, Kamis (29/3).

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. Tetangga mengetahui rumah Suwardono terbakar saat istri korban, berteriak meminta tolong. Suwardono yang kebetulan ada di rumah mendengar teriakan istri Subiyanto lantas bergegas ke lokasi. Suwardono sebenarnya berniat menerobos rumah untuk menyelamatkan Subiyanto, namun setelah ledakan tabung gas, justru Subiyanto yang berhasil melompat keluar dari kobaran api.

Saat itu juga korban lantas dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka ringan. Dua unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk dapat menjinakkan amukan si jago merah. Mobil bergerak cepat karena lokasi kebakaran termasuk wilayah yang perumahan padat. Beberapa saat kemudian, api dapat dipadamkan, namun rumah Subiyanto telah ludes terbakar.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Reporter: Agus Raharjo
Untuk SYARAT / CARA menjadi AGEN RESELLER silahkan kontak kami di
021-70351164
atau SMS 082123029007

 untuk info Harga Kompor Nabati klik






























































Polisi Temukan Tiga Ton Solar Oplosan

Metrotvnews.com, Bandar Lampung: Polresta Bandar Lampung dan Polisi Oditur Militer (POM) TNI Angkatan Laut (AL) berhasil mengungkap tempat penimbunan dan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di sebuah gudang di Bandar Lampung, Lampung, Rabu (28/3).

Polisi mengamankan barang bukti sebanyak tiga ton BBM yang telah dioplos minyak tanah, sejumlah drum, dan alat pengoplos. Diduga, gudang tersebut milik anggota TNI.

Gudang yang berada di komplek rumah susun sederhana tersebut, dihuni nelayan tradisional. Polisi memeriksa empat orang penggelola rumah susun, karena diduga terlibat.

Kepala satuan reserse kriminal Polresta Bandar Lampung, Komisaris Polisi Syaiful Wahyudi mengatakan, gudang tersebut ditemukan Wali Kota Bandar Lampung Herman H.N saat mengecek kebersihan rumah susun. Wali kota pun langsung melapor ke polisi.

Usai melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara, polisi membawa barang bukti ke mapolresta. Saat ini, polisi akan menyelidiki asal-usul tiga ton solar oplosan tersebut. (Wtr4)

Kericuhan Warnai Antrean Minyak Tanah di Bima

Yudha Hendrawan
 
28/03/2012 10:57
Liputan6.com, Bima: Kelangkaan minyak tanah selama satu bulan terakhir terjadi di Bima, Nusa Tenggara Barat. Warga terpaksa antre dan harus membeli minyak tanah dengan harga Rp 5.000 per liternya. Padahal harga resmi pemerintah hanya Rp 2.875 untuk satu liternya.

Kelangkaan minyak tanah ini membuat sejumlah warga frustasi. Hal ini terlihat saat warga antre di sebuah pangkalan, Kelurahan Paruga. Khawatir kehabisan minyak tanah, warga yang kesal marah-marah dan mengacak-acak antrean. Warga kesal karena pengantre dari luar daerahnya.

Warga menuding kelangkaan disebabkan pengalihan minyak tanah ke Pulau Lombok, dimana harganya jauh lebih mahal yakni Rp 12 ribu per liter. Namun hal itu dibantah petugas Dinas Koperindag Kota Bima yang menyebut kelangkaan akibat dibatasinya izin pangkalan oleh Pertamina. Selain itu ada pembatasan jatah setiap pangkalan yang hanya satu hingga dua drum minyak tanah.(JUM)

Polisi Amankan 5,5 Ton BBM Timbunan

INILAH.COM, Lingga - Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Lingga berhasil mengamankan bahan bakar minyak (BBM) timbunan sebanyak 5,5 ton yang ditimbun oleh beberapa kios pengecer di Kecamatan Singkep, Selasa (27/3). Pelaku (kios) yang sengaja menimbun BBM dalam drum berjumlah tujuh orang.

"Sebanyak 5,5 ton BBM timbunan berhasil kita amankan. Jumlahnya untuk minyak solar sebanyak 3 ton, minyak tanah 1,5 ton dan sisanya bensin hampir satu ton.Semua barang bukti sudah kita sita dan kita amankan di Mapolres Lingga," kata Kasat Reskrim Polres Lingga AKP Darmawan di kantornya, Selasa (27/3/2012).

Dijelaskan, razia BBM jelang kenaikan pada 1 April adalah upaya untuk menghindari jangan sampai terjadi penimbunan. Dan ini sudah dilakukan Polres Lingga selama dua hari di wilayah Singkep.

Razia penertiban BBM ini rencananya akan dilakukan selama sebulan penuh dan selama dua hari razia sudah ada ditemukan upaya penimbunan. Polres Lingga juga telah memeriksa tujuh orang dalam kasus ini. Mereka adalah pemilik kios yang ditemukan menyimpan minyak. Penimbunan ini jelas melanggar Undang-Undang Migas dan mereka terancam hukuman 5 tahun penjara jika terbukti melanggar hukum.

Ketujuh pemilik kios yang sedang menjalani pemeriksaan di Mapolres Lingga adalah warga Kecamatan Singkep. Mereka adalah inisial UD, TK, AP, EV, AH, FA dan IN. Pengakuan saat dilakukan pengecekan ke kios orang-orang ini, aparat mendapatkan keterangan yang beragam.

Ada yang bilang mereka hanya untuk pakai sendiri dan ada juga yang bilang mau dijual pada April saat minyak sudah naik serta ada juga yang bilang kalau mereka jual satu botol minuman mineral Rp25.000. Sebanyak 5 drum BBM sebagai barang bukti sitaan diangkut pagi ini, Selasa (27/3) dengan mengunakan truk dari beberapa kios ke Mapolres Lingga. [mar]

JK: Kenaikan Harga BBM tak akan Picu Lonjakan Harga

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Mantan Wakil Presiden M. Jusuf Kalla menilai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak mempunyai pengaruh kuat yang mendatangkan akibat harga barang kebutuhan pokok begitu tinggi.

"Kalau harga BBM naik memang ada efeknya, namun sepertinya tidak banyak," katanya usai menyampaikan kuliah umum berjudul "Pemuda, Mahasiswa, dan Pembangunan Nasional" di Universitas Diponegoro Semarang, Selasa.

Menurut dia, berbeda ketika kebijakan kenaikan harga BBM semasa dirinya menjabat sebagai wakil presiden sebab berkaitan dengan kenaikan harga minyak tanah, mengingat masyarakat saat itu banyak yang menggunakan BBM jenis itu.

Kenaikan harga BBM yang mencakup minyak tanah ketika itu, kata dia, semuanya terkena efeknya, sampai ibu-ibu rumah tangga yang memasak menggunakan minyak tanah.
"Namun, kondisi sekarang sudah berbeda. Masyarakat sudah jarang sekali menggunakan minyak tanah, berganti gas. Yang masih tetap menggunakan minyak tanah untuk memasak hanya masyarakat di Maluku dan Papua," kata Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu.

Ia menjelaskan, kalau tidak menaikkan harga BBM, membuat pemerintah harus memberikan subsidi yang berasal dari uang rakyat sendiri. Namun, yang merasakan kenikmatan subsidi BBM justru orang-orang yang mampu.

"Subsidi BBM itu selama ini dinikmati oleh orang-orang yang punya mobil, punya motor, orang-orang yang tergolong mampu. Padahal, subsidi yang mencapai ratusan triliun rupiah itu berasal dari uang rakyat juga," katanya.

Implikasi dari subsidi BBM, kata JK yang pernah menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat tersebut, mengurangi anggaran untuk kebutuhan-kebutuhan lain, seperti perbaikan jalan dan untuk rumah-rumah sakit.

Kalla mengakui kenaikan harga BBM secara langsung memang berimbas pada angkutan umum, namun tidak besar juga. Malah, masyarakat harus menyikapinya dengan bersikap efisien, misalnya dalam menggunakan kendaraan pribadi.

Berkaitan dengan efisiensi, JK mengatakan bahwa masyarakat juga harus mendukung langkah efisiensi atau penghematan, misalnya, dalam listrik dan transportasi, sebab bukan hanya pemerintah saja yang harus melakukan penghematan.

"Berarti Bapak mendukung kebijakan kenaikan BBM," tanya wartawan yang dijawab JK, "Permasalahannya bukan soal dukung-mendukung kenaikan BBM, namun sekarang ini yang merasakan subsidi BBM orang-orang yang mampu."
Redaktur: Heri Ruslan
Sumber: antara

Sembako Mahal, Gas Menghilang Masyarakat Pertanyakan Peran Pemko

PERAN pemerintah daerah dalam mengatasi gejolak pasar, pascarencana kenaikan BBM yang akan dilaksanakan 1 April ini dipertanyakan masyarakat. Penyebabnya, belum lagi dipastikan kenaikan BBM, tapi semua harga bahan pokok dan barang-barang strategis lainnya sudah melonjak di pasaran dengan kisaran kenaikan 10 sampai 15 persen.

Ironinya, selain mahal, kebutuhan sekunder masarakat seperti gas berukuran 12 kg yang dipasok Pertamina hilang di pasaran. Kondisi ini sudah berlangsung sejak sekitar seminggu lalu, sehingga ibu-ibu rumah tangga yang memasak pakai gas menjadi kelabakan.

Penderitaan masyarakat pun semakin kompleks. Masyarakat golongan ekonomi juga begitu susah dan mahal untuk mendapatkan minyak tanah untuk memasak. Penyebabnya, selain diduga banyak diseludupkan oleh oknum-oknum ke Riau, harga minyak tanah pun melonjak tajam di tingkat pengecer Rp 6 ribu sampai Rp 8 ribu/liter.

Pantauan Padang Ekspres di lapangan, harga sembako di beberapa pasar di Kota Bukittinggi rata-rata sudah naik 10 sampai 15 persen. Menurut pedagang pengecer di Pasar Bawah Bukittinggi, kenaikan rata-rata 10 sampai 15 persen harga kebutuhan pokok itu disebabkan melonjaknya harga pembelian dari tingkat pengumpul.

”Saya tidak usah sebutkan satu persatu harga kebutuhan pokok yang naik itu. Pokoknya semua harga kebutuhan pokok saat ini sudah naik 10 sampai 15 persen, sebelum pemerintah menaikan harga BBM 30 persen yang direncanakan 1 April ini,” ujar Mantari, 42, penjual bahan kebutuhan pokok di Pasar Bawah Bukittinggi, kepada Padang Ekspres, kemarin (26/3).

Selain sembako, gas elpiji yang dipasok Pertamina berukuran 12 kg, sejak seminggu belakangan juga menghilang dari pasaran. Kalaupun ada, harganya sudah mencapai Rp 100 ribu/tabung. Itu pun susah untuk didapati, sehingga ibu-ibu rumah tangga yang mempergunakan gas untuk memasak menjadi klabakan.

Untuk memastikan gas elpiji itu memang langka, Padang Ekspres meninjau langsung ke distributor gas elpiji, yang beralamat di samping kantor Polsekta Bukittinggi. Distributor gas elpiji dengan merek PT Agam Sumbar Lestari (PT ASL) itu tidak buka, alias tutup, sehingga tidak bisa mendapatkan konfirmasi kenapa gas elpiji tersebut menjadi langka.

Kondisi masyarakat semakin susah, ketika ibu rumah tangga yang memakai gas elpiji ingin beralih sementara ke minyak tanah untuk memasak. Minyak tanah pun langka. Kalau pun ada, harga di tingkat pengecer meningkat tajam Rp 6 ribu sampai Rp 8 ribu/liter. Penyebabnya, karena minyak tanah tersebut diseludupkan ke Riau oleh oknum-oknum yang bermain dengan para agen minyak tanah.

”Dengan meningkatnya harga semua kebutuhan pokok dan barang-barang strategis lainnya pascarencana kenaikan BBM yang akan dilaksanakan pemerintah pusat 1 April ini, kami berkesimpulan peran pemerintah daerah tidak terlihat sama sekali. Padahal, fungsi dari pemerintah daerah itu, salah satunya adalah mengendalikan harga kebutuhan pokok di daerahnya,” ujar sejumlah warga.

Kepala Dinas Perdagangan Industri dan Koperasi (Perindagkop) Bukittinggi, Gustaf, mengaku secara rutin dua kali seminggu memantau harga kebutuhan pokok dan kebutuhan strategis lainnya di pasar-pasar dalam Kota Bukittinggi. (edi)
[ Red/Redaksi_ILS ]

Polda Kalteng Amankan 85.120 Liter BBM

PALANGKARAYA, KOMPAS.com- Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah berhasil mengamankan 85.120 liter bahan bakar minyak (BBM) sejak Januari hingga pertengahan Maret 2012. Barang bukti tersebut berasal dari 56 kasus penimbunan BBM dengan 58 pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Kepala Polda Kalteng Brigadir Jenderal (Pol) Bachtiar Hasanudin Tambunan di Palangkaraya, Senin (26/3/2012), mengatakan, operasi dilakukan bersama di semua 14 kepolisian resor (polres) di Kalteng. Sementara, BBM yang diamankan terdiri dari 68.978 liter solar, 12.954 liter premium, dan 3.188 liter minyak tanah.
Kasus-kasus yang ditangani Polda Kalteng tak hanya BBM yang disimpan tetapi juga ditahan saat sedang diangkut. Jumlah BBM yang diamankan dari kendaraan pengangkut di jalan, sekitar 32.000 liter. Sisanya, merupakan BBM yang disimpan di dalam bangunan.

Sepuluh Orang Terluka Parah akibat Tabung Gas Meledak

SERANG--MICOM: Tabung gas oksigen isi 12 kilogram meledak di Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten, Senin (12/3) siang. Sepuluh orang terluka akibat kejadian tersebut. Tiga di antaranya harus dilarikan ke RSUD Serang karena tergolong luka parah.

Kanit Intelkam Polsek Tirtayasa Bripka Rudi Supriyatna mengungkapkan peristiwa terjadi sekitar pukul 14.25 WIB di lokasi acara gebyar SMAN Tirtayasa Kabupaten Serang. Tabung gas yang sedianya untuk mengisi balon dalam rangka memeriahkan acara tersebut, tiba-tiba meledak dan melukai sekitar 10 orang di sekitar acara.

"Kami sudah menyita barang bukti tabung gas oksigen yang akan digunakan dalam kegiatan tersebut," kata Rudi.

Menurutnya, para korban tersebut mengalami luka-luka akibat pecahan dari ledakan tabung oksigen itu. Sepuluh orang korban dilarikan ke Puskesmas Begog Kecamatan Pontang dan tiga orang di antaranya dilarikan ke RSUD Serang karena lukanya cukup parah.

"Tiga orang luka parah akibat pecahan dari tabung itu sehingga dilarikan ke RSUD Serang," kata Rudi. Para korban adalah dua tukang balon gas, enam siswa SMAN Tirtayasa dan dua orang staf SMAN Tirtayasa. "Polisi masih melakukan penyelidikan penyebab ledakan tabung tersebut," kata Bripka Rudi.(Ant/OL-11)

MENIMBUN: Polres Donggala Amankan 2.380 Liter Minyak Tanah

PALU: Kepolisian Resort Donggala, Sulawesi Tengah berhasil mengamankan 2.380 liter minyak tanah di rumah seorang warga.
Kapolres Donggala Dicky Aryanto, hari ini mengatakan temuan sebanyak 68 jerigen yang masing-masing berisi 35 liter minyak tanah, berdasarkan informasi warga yang selama ini resah karena sulit mendapatkan minyak tanah.
“Berkat infomasi itu kami langsung menyelidiki ke lokasi dan menemukan puluhan jerigen berisi minyak tanah,” ujarnya.
Dia mengatakan, puluhan jerigen disimpan di rumah warga berinisial Ag di Desa Balukang, Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala pada hari Sabtu lalu. Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan dari mana minyak tanah tersebut diperoleh.
“Kami masih melakukan penyelidikan terkait ribuan liter minyak tanah ini yang telah membuat masyarakat resah,” tandasnya.
Menurut Kapolrses, minyak tanah sebanyak itu rencananya akan dibawa atau diantarpulaukan ke Kalimantan.
Terkait hal itu, Kapolres Donggala menegaskan kepada semua pihak untuk tidak melakukan tindakan penimbunan BBM, sebab jika ditemukan akan dikenakan tindakan tegas.
Polres Donggala pun telah menugaskan anggotanya menjaga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di wilayah kerjanya.
”Kami melakukan pengawasan terbuka dan tertutup untuk mencegah tindakan penimbunan BBM,” tegasnya. (mw)

Tabung Gas 12 Kg Meledak, Delapan Terluka


Tabung Gas 12 Kg Meledak, Delapan Terluka26/03/2012 08:08
Liputan6.com, Semarang: Delapan orang menderita luka bakar akibat ledakan tabung elpiji di warung makan soto ayam Pak Mul, Jalan Puri Anjasmoro, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (25/3) petang. Korban yang semuanya karyawan warung makan itu menderita luka bakar 60 hingga 80 persen.

Ledakan terjadi saat seorang karyawan tengah mengganti tabung gas elpiji 12 kilogram yang kosong. Karena dekat dengan kompor yang menyala, tak ayal tabung gas meledak. Bahkan sempat membuat panik sejumlah pengunjung yang sedang makan di warung soto tersebut.

Delapan korban yang menderita luka cukup parah langsung dibawa ke Rumah Sakit dokter Karyadi Semarang. Mereka dirawat di ruang gawat darurat. Polisi yang datang ke lokasi membawa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan dan mengamankan barang bukti berupa tiga tabung gas.(JUM) Liputan6.com, Semarang: Delapan orang menderita luka bakar akibat ledakan tabung elpiji di warung makan soto ayam Pak Mul, Jalan Puri Anjasmoro, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (25/3) petang. Korban yang semuanya karyawan warung makan itu menderita luka bakar 60 hingga 80 persen.

Ledakan terjadi saat seorang karyawan tengah mengganti tabung gas elpiji 12 kilogram yang kosong. Karena dekat dengan kompor yang menyala, tak ayal tabung gas meledak. Bahkan sempat membuat panik sejumlah pengunjung yang sedang makan di warung soto tersebut.

Delapan korban yang menderita luka cukup parah langsung dibawa ke Rumah Sakit dokter Karyadi Semarang. Mereka dirawat di ruang gawat darurat. Polisi yang datang ke lokasi membawa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan dan mengamankan barang bukti berupa tiga tabung gas.(JUM)

Banyak Kompor Gas Bantuan Pemerintah di Bengkalis Rusak


Para penerima bantuan kompor gas program konfersi minyak tanah di Bengkalis mengeluhkan buruknya kualitas. Baru 5 bulan dipakai sudah banyak rusak.

Riauterkini-BENGKALIS- Warga Bengkalis mengeluhkan kondisi alat kompor gas pasca realisasi konversi minyak tanah ke gas Elpiji 3 (tiga) kilogram (KG) beberapa waktu lalu. Ternyata, baru sekitar 5 (lima) bulan pemanfaatan kompor khusus gas 3 KG disubsidi oleh pemerintah itu gampang rusak dan terkesan tidak berkualitas. Tidak hanya itu, warga juga memilih tidak memanfaatkan paket konversi yang terdiri dari kompor itu, karena dinilai lebih membahayakan.

Seperti dituturkan Sri (23), warga Desa Jangkang Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis. Ibu satu anak ini mengungkapkan, paket konversi terdiri dari kompor yang diterimanya sejak bulan Oktober 2011 lalu, saat ini sudah mengalami kerusakan di bagian perapian yang terbuat seperti dari kaleng, walaupun kerap dibersihkan.

Kondisi tersebut, Sri menjadi was-was ketika akan menggunakan kompor gas itu, karena takut membakar selang gas yang tersambung dengan tabung.

“Kok, cepat rusak ya bang. Nak memasak pun jadi was-was kalau menggunakan kompor ini. Sekarang kalau memasak lebih memilih kayu bakar daripada menggunakan kompor ini, harus sekejab-sekejab dimatikan, takut terkena selang karena bagian yang ada apinya rusak parah,” ujarnya saat berbincang dengan riauterkini.com di kediamannya, Ahad (25/3/12).

Berbeda halnya dengan Nani (70), ia lebih memilih mengganti kompor gas tersebut daripada menggunakannya. Nenek ini beralasan, takut dan ragu-ragu untuk memakainya, sehingga sengaja tidak masang peralatan kompor yang dibagikan kepadanya beberapa waktu lalu itu.

Nani lebih memilih menyimpan dan menggantikannya dengan kompor yang lebih aman untuk digunakan, ketimbang kompor bantuan dari pemerintah tersebut.

“Ada di rumah masih disimpan. Karena ragu-ragu nak memakainya. Jadi diganti saja dengan yang lebih dirasa aman,” ucapnya.***(dik)

Tabung Gas Meledak di Warung Soto, Delapan Orang Luka

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ledakan tabung elpiji kembali terjadi. Kali ini delapan orang menderita luka bakar akibat terkena ledakan tabung elpiji berukuran 12 kilogram di Warung Makan Soto Ayam Pak mul, Jalan Puri Anjasmoro Nomor 3, Kelurahan Karangayu, Semarang Barat, Minggu (25/3) petang.

Saat ini, kedelapan orang yang terluka menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi dan RS Telogorejo Semarang itu. Mereka adalah Ny. Mulyono, Polisih, Darsun, Purnomo, Sugeng, Karen, serta dua orang yang kebetulan bernama sama, Sudarto.

Salah seorang saksi mata yang juga karyawan warung yang terbakar, Sugeng Rahayu (21) mengatakan, api yang menyebabkan kebakaran diduga berasal dari kebocoran gas elpiji dari tabung 12 kg di dapur. Gas tersebut kemudian tersulut api tungku kuah soto yang berjarak sekitar 10 meter.

"Api menjalar dari tungku di depan warung ke bagian dapur yang ada tiga tabung elpiji hingga terjadi ledakan serta kebakaran," kata warga Kabupaten Wonosobo itu.

Saksi yang pada saat kejadian berada di lantai dua warung, langsung turun setelah mendengar suara ledakan cukup keras dan melihat seluruh korban yang merupakan istri pemilik serta karyawan warung sudah menderita luka bakar. "Saya langsung memberikan pertolongan serta berusaha memadamkan api dengan menyiramkan air sambil berteriak minta tolong," ujarnya.

Dua unit mobil pemadam kebakaran beserta belasan petugas dikerahkan untuk memadamkan api yang menghanguskan seluruh dapur dan beberapa bagian warung tersebut.

Anggota Kepolisian Resor Kota Besar Semarang dan Kepolisian Sektor Semarang Barat terlihat melakukan penyelidikan di lokasi kebakaran dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan memasang garis polisi.

Polisi juga mengamankan beberapa benda dari lokasi kebakaran seperti tiga buah tabung gas elpiji 12 kg dan sebuah jaket yang terbakar, guna penyelidikan lebih lanjut.
Redaktur: Karta Raharja Ucu
Sumber: Antara

Meski Harga Tinggi, Warga Antre Minyak Tanah di Ambon

AMBON, KOMPAS.com - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) belum secara resmi dinaikan pemerintah, namun kelangkaan dan kenaikan harga minyak tanah sudah mulai terjadi di Kota Ambon, Maluku. Akibat kelangkaan itu warga kesulitan mendapatkan minyak tanah.

Untuk mendapatkan minyak tanah, warga terpaksa antre selama berjam-jam. Selain itu warga juga harus rela mendapatkan minyak tanah dengan harga yang sangat tinggi hingga Rp 5.000 /liter, dibanding harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah Kota Ambon yakni Rp 2.200/liter.

Kenaikan harga minyak tanah di Kota Ambon terjadi hampir di semua pengecer. Di kawasan Batu Merah Kecamatan Sirimau misalnya, warga harus membeli minyak tanah dengan harga Rp 5.000 /liter. Hal yang sama juga terjadi di Kelurahan Batu Gajah, Kawasan Pasar Lama dan juga sejumlah kawasan lainnya di Kota Ambon.

“Sangat susah mendapatkan minyak tanah saat ini, kami harus mencari kemana-mana untuk medapatkannya. Masalahnya kalau tidak ada minyak tanah usaha saya bisa macet,” kata Marni warga Jalan Baru Kota Ambon saat mengantri minyak tanah di Kawasan Jalan AM Sangadji, Sabtu (24/3/2012) sore.
Selain mengantre dalam waktu yang lama, warga juga mengeluhkan terjadinya rebutan dan desak-desakan saat mengantre. "Saya sudah dari pagi antri disini, sangat lelah, tapi mau apalagi, ya harus seperti ini," kata warga lainnya.

Sales Area Manager PT Pertamina Cabang Ambon, Aji Anom Purasakti mengatakan, sejauh ini stok BBM khususnya minyak tanah di Kota Ambon aman. Ia menyatakan, terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga minyak tanah di Kota Ambon akibat kepanikan warga dalam menyambut kenaikan harga BBM.
"Sampai saat ini stok minyak tanah di Kota Ambon masih aman, soal kenaikan harga kita hanya bertanggungjawab sampai tingkat agen, kalau ada kenaikan di tingkat pengecer itu bukan kewenangan kami," kata Aji.

Aji menyatakan, sejauh ini pasokan minyak tanah ke sejumlah agen masih berjalan normal sehingga warga dihimbau tidak perlu panik."Kita pastikan tidak akan terjadi kelangkaan minyak tanah dan kita pastikan agen tidak akan menaikkan harga minyak tanah sebelum ada keputusan dari pemerintah," ungkapnya.

Harga Minyak Tanah Melambung Warga Barut Kelimpungan

BARITO UTARA--BN: BELUM lagi pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), masyarakat di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, sudah dipusingkan dengan tingginya harga minyak tanah di wilayah mereka...
Betapa tidak, saat ini, harga eceran minyak tanah sudah mencapai Rp11.000 per liter.
“Saat ini warga menjerit karena harga minyak tanah tinggi sekali, selain sulit didapatkan,” kata Dadang, seorang warga Muara Teweh, kemarin.
Menurut Dadang, harga minyak tanah ini melebihi harga eceran tertinggi (HET) di Muara Teweh maupun enam kecamatan lainnya.
Tingginya harga minyak tanah ini sudah terjadi di ­tingkat pangkalan mencapai Rp8.000-Rp8.500 per liter. Padahal HET pemerintah Kabupaten Barito Utara pada 2011 untuk minyak tanah yakni Rp4.500 per liter.
Mahalnya minyak tanah ini, kata dia, juga dirasakan warga di sejumlah desa pedalaman Kabupaten Barito Utara yang berkisar Rp13 ribu hingga Rp15 ribu/liter. Bukan hanya mahal, bahan bakar minyak itu juga langka di wilayah kecamatan.
“Kami minta pemerintah segera turun tangan atas tingginya harga minyak tanah ini, karena BBM jenis tersebut masih kebutuhan utama warga,” katanya.
Kabupaten Barito Utara sebenarnya memiliki satu APMS terapung khusus mi­nyak tanah di Sungai Barito yang menyalurkan ke sejumlah pangkalan di Muara Teweh.
Namun harga jual BBM tersebut pada tingkat pangkalan  berkisar Rp7300 sampai Rp8500 per liter.
Bahkan ada salah satu pangkalan minyak tanah menaikan harganya  sekitar Rp500 per liter setiap pekannya.
 “Kami minta pemerintah dan aparat segera mener­tibkan penjualan minyak tanah ini karena sudah memberatkan warga,” katanya. (Ant/B-2)

Polres Tanah Datar Bongkar Penimbunan Minyak Tanah

BATUSANGKAR--MICOM: Satuan Reserse dan Kriminal Polres Tanah Datar, Sumatra Barat, membongkar upaya penimbunan bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak tanah di Nagari Balai Tangah, Kecamatan Lintau Buo Utara.

Kapolres Tanah Datar Ajun Komisaris Besar Teguh Trisasongko di Pagaruyung, Sabtu (24/3), mengatakan pihaknya berhasil menyita 5 drum dan 25 jeriken minyak tanah sekitar 1.776 liter.

Kapolres Teguh menjelaskan, petugas berhasil menemukan minyak tanah yang diduga ditimbun di sebuah rumah milik pelaku berinisial YH, 29, di Nagari Balai Tangah pada Kamis (22/3) sekitar pukul 15.15 WIB.

"Saat ini kami sudah menahan pelaku dan dijadikan tersangka. Kami masih melakukan pengembangan penyelidikan dan penyidikan dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan olah tempat kejadian perkara," tuturnya.

Ia mengharapkan masyarakat yang mengetahui adanya upaya penyelundupan BBM dari jenis lainnya hendaknya dapat melaporkan ke aparat kepolisian untuk dapat diproses secara hukum. (Ant/OL-5)

30.000 Liter Solar & 7 Ton Premium Disita Polisi

Chazizah Gusnita - detikNews

Sabtu, 24/03/2012 12:08 WIB 

Jakarta Sejumlah warga di Kota Pontianak diam-diam melakukan penimbunan Bahan Bakar Minyak (BBM). Sekitar 20 warga Pontianak dan sekitarnya diamankan polisi. Dari mereka, polisi menyita 30.000 liter solar, 7 ton premium, dan 9 ton minyak tanah.

"Ini dalam sebulan sampai hari ini. Total kurang lebih ada 40 ton-lah ya," ujar Kabid Humas Polda Kalbar, Kombes Pol Mukson Munandar, saat dihubungi detikcom, Sabtu (24/3/2012).

Mukson mengatakan selain menimbun, ada juga dari warga yang mengangkut BBM tersebut tanpa dokumen. Namun 20-an warga ini tidak ditahan. Mereka hanya diberlakukan wajib lapor.

"Kita periksa saja tapi wajib lapor nggak ditahan. Karena ancamannya maksimal 4 tahun denda Rp 40 miliar. Dalam KUHAP tanpa pengecualian di bawah 5 tahun nggak ditahan," jelasnya.

Menurut Mukson, puluhan ton BMM ini disita di beberapa rumah warga, gudang, dan pabrik. Yang terbanyak yakni di Kota Pontianak.

"Ada juga di Polres Kapuas Sulu. Cuma yang banyak di Kota Pontianak. Mereka menimbun di rumah atau ditangkap saat mengangkut dan menjual ke luar kota," katanya.

Hingga kini Polda Kalbar dan jajarannya masih melakukan razia penimbunan BBM.

(gus/vta)

Minyak Tanah Langka, Solar Dioplos

INDERALAYA- Banyak cara yang dilakukan warga Desa Sungai Rambutan Kecamatan
Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir (OI) yang sering menggunakan minyak tanah
untuk penerangan. Karena minyak tanah sulit didapat, warga desa tersebut mencampur
minyak tanah dengan solar untuk digunakan sebagai bahan bakar lampu teplok.
"Biasanya kami mencampur minyak tanah dengan solar dengan komposisi separuh
separuh," kata Sulaiman, warga Desa Sungai Rambutan, Jumat (23/3).
Sulaiman menambahkan bahwa cara mencampur minyak tanah dengan solar tersebut
dilakukan dengan menggabungkan solar dan minyak tanah dalam jumlah yang sama.
Seliter minyak tanah dicampur dengan seliter solar yang ditambah garam. Garam
dimasukkan dalam campuran tersebut untuk mencegah pembakaran menghasilkan warna
kehitaman dan mencegah sumbu lampu teplok hangus. Jika tidak ditambah garam,
pembakaran dari campuran minyak tanah dan solar tidak sempurna. "Dampaknya sumbu
lampu teplok akan gosong," ujarnya.
Diakuinya bahwa minyak tanah di desanya langka. Pedagang minyak tanah yang datang ke
desanya tidak bisa dipastikan dalam hitungan dua atau tiga bulan. Pedagang minyak
tanah datang ke desa tiga bulan lalu. Itu pun harganya mencapai Rp9.000 per liter.
"Warga biasanya membeli minyak tanah saat pedagang tiba di desa," cetusnya.
Bagaimana memenuhi kebutuhan minyak tanah yang habis? Sulaiman menjelaskan bahwa
warga desanya yang kesulitan minyak tanah dapat membeli atau meminta minyak tanah
dari warga KTM Sungai Rambutan yang mendapat pembagian dari pemerintah. "Mereka
(warga KTM) mendapat pembagian minyak tanah dari pemerintah," tukasnya.
Apa yang dikatakan Sulaiman, dibenarkan Trisdiandoko, warga yang sama. "Kami pernah
mengoplos minyak tanah dengan solar sebelum membeli dengan keluarga yang tinggal di
KTM," pungkasnya. (dom)

Warga Tarakan Mulai Kesulitan Mendapatkan Minyak Tanah

Sabtu , 17 Maret 2012 18:06:03
 
KBRN, Tarakan : Gejolak BBM bersubsidi khususnya minyak tanah di Tarakan, mulai di rasakan masyarakat, karena adanya wacana subsidi akan dicabut, setelah program konversi minyak tanah ke gas sudah berjalan.
Bahkan ibu-ibu rumah tangga harus antri sejak pagi, demi mendapatkan minyak tanah 3 liter dengan harga Rp10.000,- hingga Rp15.000, bahkan terkadang sudah antri lebih dari 2 atau 3 jam tidak dapat minyak tanah.
Ibu Rini warga kelurahan Juwata laut, kecamatan Tarakan utara kepada RRI hari ini, Sabtu (17/3) misalnya, sudah 4 hari mencari minyak tanah diwilayahnya, tidak ada pengecer yang buka, sehingga masih menggunakan minyak tanah yang ada dikompor meskipun sudah menipis.
Pihaknya meminta aparat dan instansi terkait untuk melakukan pengawasan dan penindakan, karena disinyalir akan ditimbun dan baru dijual setelah BBM subsidi dinyatakan naik.
Sementara itu, kepala kantor Satpol PP, Dison mengatakan, pihaknya sudah mendapat keluhan dari masyarakat di beberapa tempat termasuk wilayah Juwata, sehingga tim deteksi dini sudah melakukan pemantauan, dalam membuktikan sebelum dilakukan tindakan.
"Pihaknya berharap masyarakat yang kesulitan mendapatkan minyak tanah, karena pihak pengecer tidak mau menjual, setelah mendapat jatahnya, dapat melaporkan ke kantor Satpol PP untuk ditindak dan diproses dengan dugaan penimbunan", ujar Dison sore ini, Sabtu (17/3). (Rustam/LL/WDA)
(Editor : Waddi Armi)

Sehari, Semenep Kebakaran di Dua Lokasi

SUMENEP - Warga Dusun Ares Tengah, Desa Kebun Dadap Timur, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura dikejutkan dengan bunyi ledakan yang cukup keras. Ledakan yang berasal dari tabung gas elpiji (LPG/liquefied petroleum gas) itu membuat toko kelontong milik Suharni (41) ludes terbakar.
Suharni mengatakan, tabung gas ukuran 3 kilo gram (kg) tersebut meledak setelah beberapa saat menghidupkan kompor gas. "Rencananya, saya mau masak nasi. Kompor gas dihidupkan. Lalu, saya keluar untuk mengambil beras. Berselang beberapa menit meledak dan toko terbakar," terang Suharni dilokasi kejadian, Rabu (21/3) siang.
Kobaran api semakin membesar saat puluhan botol dan jerigen berisi premium (bensin) dan lima tabung elpiji yang hendak dijual ikut terbakar. "Kobaran api sangat cepat membakar semua isi toko. Para tetangga yang berusaha memadamkan api sudah tidak mampu," katanya.
Dua unit pemadam kebakaran datang setelah atap dan isi toko hampir habis terbakar. Beruntung, api tidak menjalar ke rumah warga lain yang bersebelahan. Dia mengaku mengalami kerugian lebih dari Rp 100 juta. "Gara-gara tabung elpiji meledak, usaha saya ludes," ujarnya.
Di lokasi berbeda, sebuah mobil pick up nopol M 8911 VB, yang mengangkut jerami, terguling dan terbakar di Dusun Kolor, Desa Beringin, Kecamatan Dasuk. Atnawi, sopir pick up mengalami luka bakar serius.
Ahmad (45), saksi mata menjelaskan, mobil pick up tidak mampu naik di kondisi jalan tanjakan. Lalu guling dan terbakar. "Sopir tidak sempat melompat, sehingga mengalami luka bakar dan dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat Dasuk," katanya. Beberapa saat berselang, aparat kepolisian dari unit laka lantas Polres Sumenep dan Polsek Dasuk, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).md2

Sehari, Semenep Kebakaran di Dua Lokasi

SUMENEP - Warga Dusun Ares Tengah, Desa Kebun Dadap Timur, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura dikejutkan dengan bunyi ledakan yang cukup keras. Ledakan yang berasal dari tabung gas elpiji (LPG/liquefied petroleum gas) itu membuat toko kelontong milik Suharni (41) ludes terbakar.
Suharni mengatakan, tabung gas ukuran 3 kilo gram (kg) tersebut meledak setelah beberapa saat menghidupkan kompor gas. "Rencananya, saya mau masak nasi. Kompor gas dihidupkan. Lalu, saya keluar untuk mengambil beras. Berselang beberapa menit meledak dan toko terbakar," terang Suharni dilokasi kejadian, Rabu (21/3) siang.
Kobaran api semakin membesar saat puluhan botol dan jerigen berisi premium (bensin) dan lima tabung elpiji yang hendak dijual ikut terbakar. "Kobaran api sangat cepat membakar semua isi toko. Para tetangga yang berusaha memadamkan api sudah tidak mampu," katanya.
Dua unit pemadam kebakaran datang setelah atap dan isi toko hampir habis terbakar. Beruntung, api tidak menjalar ke rumah warga lain yang bersebelahan. Dia mengaku mengalami kerugian lebih dari Rp 100 juta. "Gara-gara tabung elpiji meledak, usaha saya ludes," ujarnya.
Di lokasi berbeda, sebuah mobil pick up nopol M 8911 VB, yang mengangkut jerami, terguling dan terbakar di Dusun Kolor, Desa Beringin, Kecamatan Dasuk. Atnawi, sopir pick up mengalami luka bakar serius.
Ahmad (45), saksi mata menjelaskan, mobil pick up tidak mampu naik di kondisi jalan tanjakan. Lalu guling dan terbakar. "Sopir tidak sempat melompat, sehingga mengalami luka bakar dan dilarikan ke pusat kesehatan masyarakat Dasuk," katanya. Beberapa saat berselang, aparat kepolisian dari unit laka lantas Polres Sumenep dan Polsek Dasuk, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).md2

6 Luka, Tabung Gas 3 kg Meledak

BOJONGLOA,(GM)-
Tabung gas elpiji berukuran 3 kg meledak dan melukai enam orang warga di Jln. Kopo Gg. H Topek RT 04/RW 01 Kel. Babakan Asih, Kec. Bojongloa Kaler, Kota Bandung, Rabu ( 21/3) sekitar pukul 03.45 WIB. Akibatnya, lima orang warga harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Immanuel karena mengalami luka bakar serius.

Kelima korban yang dilarikan ke RS Immanuel, yakni Ny. Jamilah (29), menderita luka bakar pada kedua tangan dan kaki, anaknya Novi Yulianti (7), luka bakar bagian wajah sebelah kiri serta kedua tangan dan kaki serta sebagian tubuhnya, dan keponaknnya Maun (17) luka bakar di kedua kakinya. Dua korban lainnya, Hari Sholeh (18) menderita luka bakar bagian tangan kanan dan dua kakinya, serta adiknya Sendri Triatna Jaya (4) luka bakar di pipi kanan serta tangan kiri dan kedua kakinya.

Salah seorang saksi, yaitu Dedi Heryadi (56) mengatakan, saat terbangun dari tidur bersama istrinya pada pukul 03.30 WIB, sempat menghirup bau gas. Namun dia mengira ada tetangganya yakni Maun tengah memasak gorengan untuk dijual sehingga tidur kembali.

"Baru saja terlelap sekitar 15 menit, terdengar suara ledakan keras dari kontrakan sebelah," ujarnya.

Sedangkan kakak korban Riska (41) menjelaskan, rumah itu dikontrak oleh dua kepala keluarga (KK). Api diduga bersumber dari rumah kontrakan adiknya, yakni Jamilah. Saat subuh, Maun seperti biasa menggoreng makanan ringan di teras untuk diantar ke warung-warung kecil. Sedangkan Jamilah tengah menyiapkan bahan gorengan di ruang tamu. Sedangkan anaknya Novi (7) dan Aldi (3) tertidur di ruang kamar belakang.

"Enggak tahu kenapa api tiba-tiba menyambar ruang tamu hingga kamar saat Maun menyalakan kompor. Padahal, dapur masaknya berada di teras. Api pun membakar Jamilah, Novi, dan Maun sendiri," katanya.

Sementara Kapolsek Bojongloa Kaler Kompol Dedi Hermayadi didampingi Kanit Reskrim, AKP M. Yusuf menjelaskan, ledakan itu diduga bersumber dari kebocoran pada karet regulator gas 3 kg. Sehingga menimbulkan sambaran api dan terjadi ledakan yang mengakibatkan adanya korban luka bakar serta hancurnya bagian atap.
(adit)**

Tabung Gas 3 Kg Meledak, 3 Warga Aceh Dilarikan ke RS

Feri Fernandes - detikNews
Rabu, 21/03/2012 23:33 WIB
Jakarta Sebuah tabung gas ukuran 3 kg meledak di Jalan Imam Abas, Desa Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Rabu (21/3/2012), sekitar pukul 19.00 WIB. Tiga warga dilarikan ke rumah sakit karena menderita luka bakar.

Tiga warga itu adalah Yuliana (40), anaknya yang bernama Melina (10), dan cucunya Khayatul Syifa (7). Ledakan gas itu diketahui berasal dari kompor di dapur rumah Yuliana.

"Saat ledakan itu, saya spontan panik melihat cucu saya Khayatul Syifa dan anak saya Melina Febrina dalam posisi mereka disambar api. Saya langsung menyelamatkan mereka. Tapi saya juga ikut terbakar," kata Yuliana kepada detikcom.

Yuliana menceritakan kejadian itu berawal saat dirinya sedang menggoreng bawang untuk persiapan sebuah acara di rumahnya. Saat sedang memasak, tiba-tiba kompor gas yang digunakannya meledak. Kebetulan anak dan cucunya sedang bermain di dapur, tidak jauh dari Yuliana.

"Tidak lama masyarakat sekitar berbondong-bondong ke rumah untuk membantu evakuasi," ujarnya.

Masyarakat lalu melarikan Yuliana beserta anak dan cucunya ke Rumah Sakit Umum TNI Kesrem dan Rumah Sakit Umum Bunga Melati di Lhokseumawe.

Yuliana mengalami luka bakar serius di bagian muka dan tangan. Anaknya, Melina Febrina mengalami luka ringan di bagian betis. Sedangkan Khayatul Syifa mengalami luka serius di kulit bagian muka, tangan, kakinya terkupas akibat tersengat api tersebut. Saat ini ketiga korban masih dirawat di Rumah Sakit Lhokseumawe untuk mendapatkan perawatan.

(rmd/vta)

Pemerintah Diibaratkan Jeruk Makan Jeruk

JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR, Dewi Aryani, mengatakan, pemerintah, pertamina dan anak perusahaannya "menikmati" kegaduhan soal subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).

"Uang rakyat yang katanya untuk subsidi berasal dari rekening pemerintah yang ditransfer ke pertamina, dengan anggapan karena pertamina bertanggung jawab terhadap pengadaan dan manajemen distribusi BBM selama ini," kata Dewi, Rabu (21/3), di Jakarta.

"Ibaratnya pemerintah dan pertamina ini jeruk makan jeruk dengan memainkan uang rakyat," ungkap politisi PDI Perjuangan, itu. Dijelaskan dia, pertamina selain berdagang premium, juga solar, minyak tanah, pertamax 92/94 (tidak bersubsidi), Diesel Dex (tidak bersubsidi), hingga pelumas dan aspal.

"Jangan lupa bahwa dalam setiap liter BBM yang dibeli oleh rakyat ada 15 persen pajak yang uangnya juga masuk ke pemerintah, termasuk BBM yang katanya bersubsidi itu," kata dia.

Menurutnya, dengan varian bisnis yang semakin ekspansif harusnya pertamina bisa melakukan subsidi silang untuk menutup biaya kekurangan BBM yang disalurkan untuk rakyat.

"Jadi, sebenarnya pemerintah termasuk disini pertamina punya peran penting bagaimana mengelola produksi migas dengan lebih transparan dan mengedepankan konstitusi sebagai payung kebijakan pro rakyat," ujarnya. (boy/jpnn)

Minyak Tanah Mulai "menghilang" Harga Melonjak

Ambon (ANTARA) - Bahan bakar minyak tanah kini mulai "menghilang" di Kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku, mengakibatkan harga mulai melonjak naik menyusul rencana kenaikan harga BBM pada 1 April 2012.

Pemantauan ANTARA Ambon, Sabtu, warga Kota Ambon pada kawasan Karang panjang, Kecamatan Sirimau, mulai sulit mendapatkan minyak tanah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. 

Mereka terpaksa mencari ke kawasan yang dinformasikan menjual minyak tanah namun itu pun sulit didapat.

Seorang ibu rumah tangga yang bermukim di Gang grapes, Karang panjang, July(42) yang ditemui seusai membeli minyak tanah dari seorang pedagang pengecer Kelurahan Rijali, sebanyak lima liter mengatakan, minyak tanah sudah mulai sulit didapat.

"Lima liter ini saya berusaha sejak pagi untuk dapat membelinya itu pun harga sudah bergerak naik dari biasanya," ujar July.

Dia menjelaskan, biasa saya membeli satu gen (isinya lima liter) seharga Rp17.000, tapi hari Sabtu sudah bergerak naik menjadi Rp18.000 per Gen.

Sebenarnya, menurut July, mau membeli lebih dari satu gen namun niat tersebut tidak kesampaian karena banyak warga juga yang membeli lebih dari satu gen untuk menyimpan dirumah antisipasi kelangkaan minyak tanah, akhirnya hanya dapat beli satu gen saja.

"Pasti disiang hari saya akan berusaha lagi untuk membeli lagi untuk simpan dirumah untuk mengantisipasi kalau - kalau terjadi kelangkaan beberapa hari kedepan," katanya dengan nada kesal.

Kesulitan minyak tanah ini juga sudah mulai terasa di Desa Galala, Kecamatan Sirimau, yang terpaksa harus membeli di kawasan Desa Batu merah, walaupun harus menambah biaya transportasi, baik angkutan kota maupun ojek sepeda motor.

Pedagang pengecer 

Sedangkan pemantauan yang dilakukan di Kecamatan Nusaniwe, kota Ambon masih bisa didapat pada sejumlah pedagang pengecer.

Seorang pemilik pangkalan Yaneman di desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe, yang David ditemui mengatakan, dirinya masih mempunyai stok minyak tanah untuk dijual kepada warga dengan harga biasa yakni Rp3.200 per liter, hanya saja dua hari belakangan ini warga sudah mulai membeli lebih dari biasanya.

"Biasanya ibu - ibu disekitar Desa Amahusu membeli sebanyak lima liter, namun belakangan ini ada yang sudah membeli hingga 10 liter. Yah mungkin saja untuk mengantisipasi terjadi kelangkaan menyusul Pemerintah akan menaikan harga BBM i April 2012 mendatang," ujar David. (jk)

Ribuan Liter Minyak Tanah Disita di Donggala

Liputan6.com, Donggala: Personel Polres Donggala, Sulawesi Tengah, menyita lebih dari 2.300 liter minyak tanah. BBM itu disita dari rumah AG, warga Desa Balukang, Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala, baru-baru ini.

Polisi datang setelah mendapat laporan warga. Warga kesal dan menduga selama ini minyak tanah langka karena ditimbun oleh AG dan majikannya.

Saat digerebek, pemilik rumah berhasil kabur. Polisi hanya menyita lebih dari 60 jerikin berisi minyak tanah. Puluhan jeriken itu kemudian dibawa ke Mapolres Donggala.

Kapolres Donggala Ajun Komisaris Besar Dicky Aryanto mengatakan, pihaknya masih mengejar pelaku yang diduga hendak menjual BBM tersebut ke Kalimantan Timur.(ULF)

Waw! Minyak Tanah

Kompanasia! Ahamad Roy! Minyak tanah yang dipakai sebagai kebutuhan sehari-hari untuk minyak tanah sangatlah mahal harganya. Ada yang menjual dengan harga hingga Rp.14.000.00/liter nya. Tentu hal ini meresahkan pemakai minyak tanah (khususnya masyarakat menengah kebawah) dengan harga yang terbilang mahal. Mahalnya minyak tanah ini telah berlangsung sekitar tiga bulan terakhir ini. Apalagi akhir-akhir ini minyak tanah murni langka. Kebanyakan minyak tanah yang didapat sudah bercampur solar. Begitupun tetap saja dijual dengan harga yang relatif mahal. Ada yang menjual mulai dari Rp.10.000.00 hinga Rp.14.000.00. Semakin amburadul saja harga dan kualitasnya. Sudah minyak bercampur solar ditambah lagi harganya yang mahal. Boleh saya tahu, berapa harga resmi minyak tanah dari pemerintah? Apakah ini terus berlanjut amburadul begini? Jika tidak, kapan agar amburadul ini lenyap?
Salam…

Waspadai Penipu Berkedok Penjual Minyak Tanah

KOTAWARINGIN TIMUR--BN: DI Tengah kelang­kaan dan mahalnya harga minyak tanah di Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim), hingga mencapai Rp7.000 per liter membuat kalangan tertentu memanfaatkannya untuk mencari keuntungan...
Masyarakat, terutama ibu rumah tangga dan pedagang kecil diingatkan berhati-hati.
Sebab, saat ini ada kejahatan baru oleh orang yang meng­aku penjual minyak tanah dan menjanjikan mampu memasoknya dengan harga murah.
Tawaran itu tentu sangat menggiurkan di te­ng­ah krisis minyak tanah akhir-akhir ini.
Dua orang pedagang makanan bernama Bustami Hamid, 54 dan Nur, 49, warga Jalan Sudirman, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, nyaris ditipu oleh seseorang yang mengaku mampu menyediakan minyak tanah harga murah.
Peristiwa penipuan itu terjadi pada Jumat (16/3) siang. Menurut Nurman, saat itu ia sedang di warungnya dan kedatangan seorang lelaki memakai motor tanpa nomor polisi.
Lelaki berperawakan tinggi besar itu menawarkan mi­nyak tanah dengan harga Rp4.300 per liter.
“Dia menawarkan satu jeriken isi 35 liter seharga Rp150 ribu. Tentu saja kami berminat mengambilnya, karena harganya miring dan saat ini minyak tanah langka,” tutur Nur.
Kecurigaannya muncul, ketika penjual gadungan itu mengatakan minyak tanah yang akan dijual sedang diisi di pangkalan. Sambil menunggu pesanan diantar pembeli diberi kupon. Menyadari gelagat penipuan, ia membatalkan pembelian dan meminta kembali uang Rp300 ribu untuk pembayaran 70 liter minyak tanah.
Korban lainnya, Ahmad, 38, warga Komplek PEPABRI Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, juga menjadi kor­ban aksi penjual minyak tanah gadungan itu. Bahkan, ia sudah tertipu Rp150 ribu.
“Saya tidak mengecek kembali ketika penjual itu me­nyerahkan minyak tanah satu jiriken. Satu hari setelahnya, saat akan kami gunakan ternyata isinya hanya air,” ungkap dia, kemarin.
Terkait kejadian ini, Ke­tua Komisi II DPRD Kotim Otjim Supriatna, mengatakan pemkab harus mening­katkan kerja sama dengan aparat kepolisian, agar masyarakat tidak menjadi korban. (B-6)

Harga Minyak Tanah Mulai Naik di Pedagang Pengecer

AMBON, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang pengecer di Desa Batumerah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon mulai menaikan harga minyak tanah, menyusul rencana pemerintah menaikan harga BBM mulai 1 April 2012. Pantauan di Ambon, Jumat, para pengecer di kawasan RW 05 dan 06 Desa Batumerah menaikan harga berkisar Rp 500 - Rp 2.500 per jirigen (ukuran lima liter), sementara harga normal hanya Rp 3.500 per liter atau Rp 17.500 per jerigen. Masyarakat setempat yang sebagian besar masih menggunakan kompor biasa untuk memasak tampak mengantre untuk mendapatkan minyak tanah yang memang jarang didapat meskipun belum ada isu kenakan harga BBM. "Kami harus membeli karena ini kebutuhan, meskipun pedagang sudah menaikan harga, dari pada harus mengeluarkan tenaga atau ongkos lagi mencari di tempat lain yang belum tentu harganya masih normal," kata Lisa, warga RT 003/05 Desa Batumerah yang sedang mengantre di seorang pengecer yang berlokasi di RW 06. Sementara warga lain, termasuk anak-anak tampak memegang satu sampai dua jerigen. Rata-rata mereka mengaku mengantre membeli minyak tanah untuk keperluan memasak. Tetangga Lisa, Umi, mengaku pada Selasa (13/3/2012) membeli minyak tanah dari seorang pengecer di RT 001/05 dengan harga Rp 20.000 per jerigen. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperinag) Maluku, Angky Papilaja yang dikonfirmasi terkait masalah itu mengatakan, Pemerintah Provinsi Maluku telah menyurati PT. Pertamina meminta agar dilakukan operasi pasar minyak tanah untuk menghindari kelangkaan yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat. "Surat itu ditandatangi oleh ibu Sekda, Ros Far-Far, sesuai permintaan dari pihak Pertamina. Kini tinggal bagaimana Pertamina mengambil langkah-langkah, tapi tentunya dibawah koordinasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maluku," katanya. Dinas ESDM dan Diperindag Maluku merupakan anggota Tim Ekonomi, termasuk didalamnya Dinas Koperasi dan UKM, Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik yang dibentuk Pemerintah Provinsi Maluku untuk mengantisipasi perkembangan hal-hal tertentu yang mengarah pada kondisi ekonomi daerah. Tim Ekonomi diketuai Sekda Maluku, Ros Far-Far. Kepala Dinas ESDM, Bram Tomasoa mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan PT. Pertamina sekaligus mengecek pasokan BBM ke semua SPBU dan pengecer minyak tanah. "Harga minyak tanah yang dinaikan pedang di Desa Batumerah itu akan kami kordinasikan dengan Pertamina dan meminta mereka menegur pengecer yang dengan semena-mena meanikan harga," katanya. Bram Tomasoa mengatakan, rapat koordiansi Tim Ekonomi pada Rabu (14/3/2012), disusul pertemuan dengan para pemilik SPBU pada Kamis (15/3/2012) memutuskan melakukan pemantauan penyaluran dan kelangkaan BBM di masyarakat. "Ibu Sekda juga sudah menyurati para bupati/walikota se-Maluku untuk bekerjasama dengan Pertamina memantau penyaluran BBM di wilayah mereka," katanya.

Tabung Elpiji 12 Kg Meledak, 2 Tewas



Saturday, 17 March 2012
TEMANGGUNG – Dua orang tewas dan delapan lainnya luka parah setelah tabung elpiji ukuran 12 kilogram (kg) di rumah Hadi Rusmin, 62, warga Kampung Coyudan Utara RT 03/RW 14,Kelurahan Parakan Kauman,Kecamatan Parakan, Temanggung,meledak.


Peristiwa yang terjadi dini hari kemarin itu juga menghancurkan tiga rumah warga,dua di antaranya rata tanah, yakni rumah semipermanen milik Asdullah dan Pardi.Sementara rumah Hadi Rusmin, separuh lebih bangunannya rusak. Dua korban tewas adalah Sudarti, 56, dan anaknya Asti Firya, balita berumur empat tahun. Keduanya tewas setelah tertimpa bangunan rumah yang roboh akibat ledakan tersebut. Delapan korban luka lainnya antara lain Mualimin, 35,Wartini, 60,Sapto Andi Pamungkas, 15,Sabaniyah,37,Solihatun Nadifah, 8,Hadi Rusmin,62,Asdullah, 61,dan Fatimah,80.

Seluruh korban luka parah tersebut dibawa ke Rumah Sakit Kristen (RSK) Ngesti Waluyo, Parakan untuk mendapat perawatan. Dua korban meninggal dunia juga ikut dibawa ke rumah sakit. Informasi di lokasi kejadian, tabung elpiji 12 kg di dapur rumah Hadi Rusmin meledak sekitar pukul 02.10 WIB.Peristiwa itu bermula saat istri Hadi Rusmin,Suwarti hendak merebus air dengan kompor gas. Saat menyalakan kompor,tibatiba tabung elpiji meledak. Menurut tetangga korban, Tusriyati,38,ledakan itu mengakibatkan rumah korban roboh dan menimpa dua rumah tetangga di belakangnya,yakni rumah Asdullah dan Pardi.

Ledakan itu cukup keras hingga mengagetkan warga yang sedang tertidur lelap. “Saat itu Ibu Suwarti yang bekerja sebagai pedagang jamu gendong akan merebus air.Kegiatan itu biasa dia lakukan setiap hari. Namun, tibatiba tabung gasnya meledak,” paparnya. Saksi lain,Yulianto, 33, menuturkan, beberapa saat setelah ledakan, warga yang terkejut langsung datang ke lokasi. Mereka berusaha menolong para korban. Sebagian warga lainnya melapor ke Polsek Parakan. Tim gabungan dari Koramil, Polres Temanggung, Polsek Parakan, dan tim SAR dibantu warga bahu-membahu menolong para korban.

Mereka akhirnya berhasil mengevakuasi semua korban sekitar pukul 06.15 WIB. Menurut Direktur RSK Ngesti Waluyo Parakan, Lilik Setyawan, delapan korban selamat rata-rata mengalami luka bakar dan memar akibat tertimpa benda keras.Tiga dari delapan korban luka harus menjalani rawat inap,yakni Asdullah, Mualamin,dan Wartini. Lima korban lainnya sudah diperbolehkan pulang, tapi harus menjalani rawat jalan.

“Dari hasil pemeriksaan, tiga korban itu harus dirawat lebih intensif,yaitu Mualimin karena menderita luka sobek di bagian dahi,Asdullah menderita luka di tangan kanan, dan Wartini karena luka bakar di bagian wajah, punggung, tangan, dan kaki,” ungkap Lilik seusai mendampingi Wakil Bupati Temanggung Budiarto yang menjenguk para korban. Kapolres Temanggung AKBP Susilo Wardono menerangkan, polisi masih menyelidiki peristiwa tersebut.Petugas juga sudah melakukan olah tempat kejadian dan memasang garis polisi di lokasi kejadian.

“ Petugas masih menyelidiki penyebab tabung gas tersebut meledak.Kami akan memeriksa saksi-saksi,”ucapnya. Wakil Bupati Temanggung Budiarto mengatakan,pemkab akan membantu semua biaya pengobatan para korban di rumah sakit. Pemkab juga akan berusaha memberikan santunan kepada keluarga korban yang meninggal dunia. m abduh