INILAH.COM,
Kupang - Kekhawatiran warga akan melonjaknya harga minyak tanah saat
perayaan Natal dan Tahun Baru yang terjadi setiap tahun memang bukan
omong kosong belaka.
Terbukti, harga minyak tanah
di sejumlah lokasi dalam wilayah Kota Kupang saat ini telah melonjak dua
kali lipat dari Harga Eceran Tertinggi (HET).
Dibilangan Kelurahan Oesapa misalnya, sejumlah pengecer minyak tanah menjual dengan harga Rp.6.000 per liter.
Pantauan
wartawan pada sejumlah lokasi di Oesapa seperti di Pasar Oesapa, ruas
jalan Timor Raya, tepatnya di depan kantor cabang Pegadaian Kupang,
harga minyak tanah dijual dengan harga Rp.6.000/liter.
Sejumlah
warga yang berhasil dikonfirmasi wartawan di kedua lokasi itu
mengeluhkan melambungnya harga minyak tanah di kedua lokasi itu.
“Kita
mau cari dimana lagi, kalau mau ke pangkalan sementara di pangkalan
hari minggu tututp,” kata Maria Octaviana, warga RT.10 kelurahan Oesapa
saat ditemui wartawan di pasar Oesapa Kupang, Rabu (28/12).
Dia
mengatakan, kenaikan harga tersebut terhitung sangat cepat bahkan
fantastis dibanding hari-hari sebelumnya. “Kalau minggu lalu, kami beli
dengan harga Rp5000 per liter,” katanya.
Disinggung soal
alasan pihaknya tidak membeli minyak tanah di pangkalan, dia mengatakan
persediaan minyak tanah di pangkalan selalu saja terbatas dan tidak
menjual setiap hari.
“Kalau di pangkalan jual terkadang
tiga kali satu minggu bahkan hanya satu kali satu minggu. Sementara di
pangkalan setiap hari,” ungkapnya.
Senada dengan dia, Irene Halun
salah satu pembeli minyak tanah pada salah satu pengecer di depan kantor
cabang Pegadaian Kupang keluhkan hal yang sama. “Mau tidak mau kita
beli saja, dari pada tunggu minyak di pangkalan, waktu jualnya tidak
jelas dan harus antri lagi,” katanya.
Namun demikian, Pemkot Kupang dimintanya supaya melakukan penertiban terhadap para pengecer serta pangkalan di Kota Kupang.
“Kami harap supaya pangkalan dan pengecer juga ditertibkan. Dan perlancar pendistribusian minyak tanah ke pangkalan,” tandasnya.
Rote Ndao
Dari
Kabupaten Rote Ndao diberitakan, harga jual minyak tanah di wilayah itu
saat ini berkisar Rp.6.000 hingga Rp.7.000 per liternya.
Pantauan
wartawan harga minyak tanah yang dijual agen Minyak tanah APMS sebesar
Rp.4.000 per liter sementara di tingkat pengecer seperti di sekitar
jalan Abri, minyak tanah di jual dengan harga Rp.7.000 per liternya.
Terhadap
kejadian itu, sejumlah warga keluhkan melambungnya harga minyak tanah
tersebut, bahkan sebagian warga pertanyakan alasan Pemkab Rote Ndao
dalam hal ini Dinas Perinmdustrian dan Perdagangan yang tidak melakukan
penertiban.
Terhadap persoalan itu Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Rote Ndao, Jopy Pah, SH yang
ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (28/12) kemarin menepis
tudingan warga yang menilai pihaknya lamban dalam menyikapi persoalan
itu.
Diakuinya, pihaknya juga mendapat keluhan warga soal melambungnya harga mitan di pasaran di wilayah Kabupaten Rote Ndao.
Atas
pengaduan warga tersebut, kata dia, pihaknya merasa dikibuli pengecer
minyak tanah di Kabupaten Rote Ndao. Sebab menurut dia, saat pihaknya
melakukan pemantauan, pengecer menjelaskan bahwa minyak tanah dijual
dengan harga Rp.5.500/liter.
“Kami akan mengeluarkan surat
peringatan kepada para pengecer mitan. Kalau ada yang melanggar, maka
kami akan melarang agen untuk tidak melayani pengecer yang
nakal,”katanya seraya menambahkan.
“Saya akan mengelurakan
surat teguran langsung ketiga ke pengecer yang di jalan Abri kalau tetap
tidak diindahkan ijin usahanya dicabut,” tambahnya.
Ia
menambahkan, untuk mengantisipasi kelangkaan minyak tanah saat perayaan
natal dan tahun baru, Kabupaten Rote Ndao mendapat tambahan suplay
minyak dari pihak pertamina sebanyak 30 kiloliter.
“Kami
berharap agar masyarakat melaporkan kepada kami kalau mendapati ada
pengecer yang jual mitan dengan harga Rp.7.000 per liter,” katanya.
[mor]